Kabupaten Bima, Kahaba.- Dari yang tua renta, yang muda, laki-laki dan perempuan hingga anak muda berdesak-desakan, saling memaki, panik, gelisah menjadi peristiwa yang dialami oleh masyarakat Kecamatan Wawo setiap kali pupuk subsidi diterima oleh pengecer.
Kejadian itu menjadi gambaran dan kenyataan soal susahnya mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah, di daerah ini dan selalu saja terjadi setiap tahun.
Peristiwa seperti ini kembali terlihat di Desa Kambilo Kecamatan Wawo, Kamis (4/1). Kerumunan masyarakat yang ingin memperoleh pupuk, menjadi peristiwa klasik dengan beragam keluhan. Baik menyindir pihak pemerintah, pengecer maupun sesama masyarakat petani.
Hamzah petani setempat menuturkan keadaan ini selalu mereka alami. Mengantri setiap kali datang pupuk berjam-jam. Kadang dapat dan juga tidak. Kalaupun dapat itu, paling hanya 1 sak.
“Tapi 1 saki itu masih jauh dari kebutuhan kami,” ujarnya.
Disamping itu kata dia, kebutuhan pupuk tidak bisa ditunda karena padi maupun jagung yang ditanam, jika sudah lewat waktu pemupukan akan mengalami gagal panen. Sehingga, jika pihak pemerintah atau distributor bila menyalurkan pupuk berdasrakan kebutuhan, jangan keluarkan sedikit demi sedikit.
“Pengunaan pupuk oleh petani disesuaikan oleh umur tanaman. Saat ini waktunya sudah tiba, jadi pupuk sangat penting bagi kami,” tandasnya.
Sementara itu, Mansyur petani lain juga menyoroti persoalan distribusi pupuk oleh pengecer yang tidak merata dan tebang pilih. Sebagian dapatnya banyak, sementara yang lain tidak dapat. Saat pendistribusian pupuk juga tidak ada pengawasan langsung dari pihak terkait, seperti UPT Pertanian dan pemerintah kecamatan. Sehingga menimbulkan masalah.
“Bupati Bima bantu kami petani, karena distribusi pupuk pada waktunya menentukan nasib kami satu tahun kedepan,” ucapnya.
*Kahaba-08