Kota Bima, Kahaba.- Aksi bela Islam dari gabungan umat Islam di depan Kantor Polres Bima Kota, Jum’at (4/11) siang berjalan dengan lancar dan damai. Aksi ini dikawal ketat aparat Kepolisian dibantu TNI.
Amir Jamaah Anshorus Syar’iyah (JAS) Wilayah Nusra, Ustad Abdul Hakim yang mewakili penyampaian aspirasi massa aksi dalam pernyataan sikapnya meminta kepada Kapolres Bima Kota untuk mengirimkan pesan kepada Presiden dan Kapolri agar tidak melindungi Basuki Tjahadja Purnama alias Ahok.
“Sampaikan kepada Jokowi, sampaikan kepada Kapolri dan lain-lain yang berwenang di negeri ini, jangan ada kesan melindungi Ahok,” kata Ustad Abdul Hakim saat diterima Kapolres Bima Kota di halaman Mapolres setempat.
Dia menilai, Ahok telah menghina Al Quran dan secara nyata menistakan dan melanggar KUHP Ayat 156 a tentang penodaan agama. Ulama dalam hal ini telah memberikan kajian dan fatwa, begitu pula ahli bahasa dan para praktisi hukum semua telah berbicara.
“Ahok telah nyata-nyata menodai dan melecehkan Agama Islam. Buktikan dia harus diseret di Pengadilan. Dia harus diadili seadil-adilnya, jangan ada kesan melindungi Ahok,” tegasnya.
Persoalan ucapan Ahok menurutnya, bukan semata urusan Ormas Islam, tetapi telah menjadi urusan seluruh umat Islam. Maka siapapun wajib melindugi kehormatan Islam.
“Ketahuilah untuk urusan Islam, nyawa sungguh sangat murah. Tetapi kami sadar, negara ini negara hukum. Kami menghormati hukum, karena itu kami akan kawal dan tagih,” ujarnya.
Ustad Abdul Hakim kembali mengingatkan, baik Presiden, Kapolri dan siapapun agar tidak melindugi Ahok, mengulur-ulur waktu, mencari-cari dalil yang kesannya memperlembat proses hukum.
“Kami sampaikan kepada Bapak Kapolres, kami tidak ada tujuan lain, tidak ada agenda lain, tapi kami hanya mau selesaikan urusan Ahok,” kata dia.
Dirinya juga menepis asumsi bahwa aksi bela Islam punya tujuan dan kepentingan lain. Sebab umat Islam satu persepsi ingin membela kehormatan Islam. Apalagi, di negara hukum ini, tidak boleh ada siapapun mulai dari Ketua RT hingga pejabat negara yang diperlakukan berbeda karena semua sama di hadapan hukum.
“Kita tidak ada urusan dengan Pilkada, kita tidak ada urusan dengan politik. Terlalu kecil Pilkada dan Politik, Islam di atas segalanya,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Bima Kota, AKBP Ahmad Nurman secara singkat berjanji kepada massa aksi akan menyampaikan tuntutan dan aspirasi tersebut kepada Kapolda, kemudian Kapolda akan menyampaikannya kepada Kapolri.
Usai menyampaikan aspirasi dan mendengar tanggapan Kapolres, massa aksi kemudian secara tertib membubarkan diri. Mereka sambil berkonvoi mengitari jalur depan Rutan Raba Bima ke arah barat, kemudian berakhir di Masjid Baitul Hamid Penaraga.
*Ady