Kota Bima, Kahaba.- Rumah milik Suaeb warga RT 14 RW 05 Lingkungan Busu Kelurahan Ntobo yang dihantam batu besar akibat tanah longsor harus menjadi korban dari musibah tersebut. Rumah panggung Sembilan tiang hancur berantakan. (Baca. Pemerintah Bantu Warga Busu Korban Batu Longsor)
Menurut Pimpinan DPRD Kota Bima, Syahbuddin, musibah tersebut terjadi karena masih adanya oknum warga yang melakukan perladangan liar dan membabat hutan sembarangan. “Hentikan pembabatan hutan dan perladangan liar. Rumah Suaeb menjadi salah satu fakta sebagai korban longsor akibat itu,” tegasnya saat mendampingi Dinsosnakertrans memberikan bantuan tanggap darurat pada Suaeb, Senin (23/2).
Dia dihadapan warga ia memita agar tidak lagi ada perladangan diatas gunung, apalagi dikaki gunung. Karena ada sederet rumah warga yang ingin hidup jauh dari marabahaya.
“Musibah tidak kita tahu kapan datangnya. Lebih baik warga segera mengantisipasinya untuk menanam kembali dengan pepohonan. Agar tanah di areal pegunungan, terutama di kaki gunung Busu tidak longsor,” ingatnya.
Jika sudah begini, lanjutnya, tentu warga disekitar tersebut yang harus menjadi korban. Bayangkan saja gunung yang miring itu tidak ditanami, tentu akan menelan korban dari musibah longsor. “Korbannya siapa lagi kalau bukan keluarga kita sendiri,” tuturnya.
Duta Gerindra itu pun meminta agar masyarakat mulai besok menanam bibit pohon berbagai jenis dan menghenatikan peladangan liar. “Kalau menggundulkan hutan, bukan cari makan namanya, tapi cari mati,” terangnya.
Pernyataan Syahbuddin diapresiasi Lurah Ntobo, Ishaka Yakub. Kata dia, jika bukan masyarakat sendiri yang menjaga lingkungan ini, lantas siapa lagi yang bisa diharapkan.
“Masyarakat bertanggungjawab menjaga lingkungan masing-masing. Kalau warga membabat hutan sama halnya membunuh diri sendiri,” ujarnya singkat.
*Bin