Kota Bima, Kahaba.- Upaya untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama harus terus dilakukan dengan cara-cara dialogis dan duduk bersama. Hal ini dimaksudkan untuk membahas benih-benih persoalan yang berpotensi muncul dan mengganggu kerukunan.
Atas dasar ini, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bima menggelar dialog lintas agama tingkat Kecamatan lingkup Kementerian Agama Kota Bima bertempat di Aula FKUB Kota Bima, Sabtu (25/08) pagi.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kemenag Kota Bima H A Munir dan rencananya akan dilaksanakan selama 2 hari. Peserta yang terlibat sebanyak 60 dari berbagai organisasi. Seperti NU, Muhammadiyah, Persis, NW, MUI, LPTQ, penyuluh non PNS, PHDI, FKGK, Katolik, Tionghoa, DMI, PMII, HMI, IMM, pemuda Muhammadiyah, Fatayat, Aisiyah, Muslimat, Hima NW, Pemuda NW dan beberapa pondok pesantren di Kota Bima.
Kepala Kemenag Kota Bima dalam H A Munir dalam sambutannya mengatakan, keberagaman suku, bahasa, agama, dan budaya yang berbeda di Indonesia merupakan suatu potensi besar yang mengantarkan Indonesia menjadi negara tangguh atau juga sebaliknya bisa menjadikan Indonesia sebagai suatu negara terbelakang penuh dengan konflik.
“Potensi konflik akan selalu terbuka luas jika kebhinekaan tidak tertata dengan baik. Konflik horizontal dan vertikal akan selalu menjadi ancaman bagi Indonesia untuk dapat menjadi negara yang maju,” kata H Munir.
Sebagai upaya untuk menjadikan Kota Bima menjadi daerah yang dapat berdiri sejajar dengan daerah lainnya di Provinsi NTB, Kemenag Kota Bima sebagai institusi pemerintah mengemban tugas penting.
Diantaranya, melaksanakan tugas dan fungsi dalam berupaya mewujudkan visi Kemenag Kota Bima yakni terwujudnya masyarakat Kota Bina yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Kota Bima yang bersih, tertib, aman dan kepribadian berlandaskan gotong royong.
Selain itu, Kemenag juga melaksanakan salah satu misi yaitu meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama. Berdasarkan visi-misi itu, maka dilaksanakan dialog pemuda lintas agama.
Kegiatan ini lanjutnya, digagas dengan melibatkan dan mengikutsertakan tokoh dan pemuka-pemuka agama yang ada di Kota Bima. Tujuannya untuk membuka ruang komunikasi yang intensif antar pemuka agama dan menghimpun potensi integrasi dalan bentuk kearifan lokal yang dapat mendukung kerukunan umat beragama dan mengidentifikasi potensi konflik yang dapat mengancam kerukunan hidup umat beragama.
Selain itu, bertujuan mengembangkan wawasan multikultural yang mampu meningkatkan sikap saling menghargai dan mempercayai antar pemuka agama. Serta bersama-sama merumuskan aksi nyata untuk peningkatan kerukunan hidup beragama yang harmonis dan dinamis.
“Terpenting juga melalui dialog dapat ditemukan solusi mengatasi masalah yang berpotensi terhadap ketidakrukunan hidup antar umat beragama,” jelasnya.
Narasumber kegiatan, Kasi Binmas Islam Kemenag Kota Bima H Eka Iskandar Z dalan pemaparannya mengungkapkan bahwa bangunan besar dalam kehidapan adalah kerukukan. Jika bangunan ini tidak kuat, maka kehidupan kita akan mudah terpecah.
“Kita harus jaga bangunan kerukukan ini. Caranya, bangun komunikasi dan tetap menjalin silaturahmi,” tandasnya.
*Kahaba-03