Kabar Bima

Tokoh Lintas Aktor Komitmen Wujudkan Bima Damai

394
×

Tokoh Lintas Aktor Komitmen Wujudkan Bima Damai

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Puluhan Tokoh Lintas Aktor dari berbagai elemen masyarakat, Sabtu (12/11) siang meneguhkan komitmen untuk bersama-sama mewujudkan Bima damai di Aula SMKN 3 Kota Bima. Bentuk komitmen itu diekspresikan dengan penandatanganan bersama pakta integritas.

Direktur Rumah Cita, Muhamad Yunus. Foto: Ady
Direktur Rumah Cita, Muhamad Yunus. Foto: Ady

Agenda ini merupakan rangkaian kegiatan Sarasehan Lintas Aktor Dana Mbojo yang digelar Rumah Cita Bima. Menghadirkan narasumber dari unsur TNI, Majelis Ulama Indonesia, Birokrasi dan Akademisi. Sementara pesertanya melibatkan perwakilan dari berbagai OKP, Ormas dan Pelajar.

Direktur Rumah Cita Bima, Muhammad Yunus mengatakan, melalui penandatanganan bersama pakta integritas diharapkan kepada aktor-aktor yang terlibat mengambil peranan penting untuk mewujudkan Bima damai.

“Kita sadar, kedamaian merupakan harapan bersama masyarakat Bima. Sehingga kerja ini tidak bisa dilakukan sendiri melainkan butuh kebersamaan kita semua untuk mewujudkannya,” kata Alumni HMI Makassar ini.

Kemudian melalui sarasehan kata dia, diharapkan ada sinergisitas peran tokoh lintas aktor Dana Mbojo untuk mendorong bersama terwujudnya Bima damai. Elemen masyarakat yang berkumpul dinilainya merupakan energi besar yang apabila dirawat akan mampu menggerakkan agenda-agenda produktif dan positif untuk mewujudkan harapan bersama tersebut.

“Bagi kami stigma negatif tentang Bima ini harus direkonstruksi dan direduksi menjadi suatu upaya untuk melihat sisi positif di daerah kita,” terangnya.

Pihaknya berupaya untuk mengemas opini positif guna membendung opini negatif yang terlanjur disematkan kepada Bima. karena pada prinsipinya, masyarakat Bima memiliki fitrah untuk hidup damai, tertib dan harmonis.

Akan tetapi menurut Yunus, banyak kepentingan dan perbedaan selama ini kurang terkelola dengan baik sehingga akhirnya menyebabkan terjadinya benturan maupun konflik yang berujung pada tidak damainya Bima.

Dengan keterlibatan seluruh komponen tambahnya, masyarakat tidak lagi cenderung bertindak menyalahkan, memaki, mengutuk maupun menghujat pemerintah. Namun justru diharapkan mendorong adanya agenda yang lebih positif.

“Pada saat yang sama juga diharapkan bisa memberikan otoktritik pada pemerintah dan para pihak yang punya otoritas,” ujarnya.

*Ady