Kabupaten Bima, Kahaba.- Kepala Desa Sondosia Jauhari Irfani menilai penjaringan karyawan Alfamart dinilai tidak pro terhadap rakyat setempat. Pasalnya, tak satupun warga Sondosia yang mengetahui ada perekrutan, karena tidak pernah dikabarkan.
“Salah satu retail modern tersebut berada di Desa Sondosia. Tapi kami tidak di desa tidak ada yang tahu, apalagi warga saya,” ujarnya, Selasa (9/1).
Menurut Kades, mestinya, Pemerintah Desa harus diberitahukan soal perektrutan karyawan tersebut, agar warga bisa diarahkan untuk mengikuti tes tersebut.
“Mestinya, karena salah satu Alfamart ada di Sondosia. Harusnya warga saya diprioritaskan menjadi karyawan,” katanya.
Ketua BPD Sondosia, H Ali Yunus mengatakan, dirinya kaget saat mengetahui bahwa tidak ada satu pun warga Sondosia yang ikut tes dalam penjaringan karyawan Alfamart tersebut.
“Mestinya warga Sondosia harus diprioritaskan mengingat Alfamart itu ada juga di desa kami,” ujarnya.
Ketua BPD menilai Alfamart tidak konsisten dalam menekan angka pengangguran warga desa tempat Alfamart mendirikan retail modern tersebut.
“Setahu saya, warga bukan tidak mau daftar, tapi tidak mengetahui ada pembukaan perekrutan pegawai Alfamart,” tuturnya.
Sementara itu, bagian rekrut karyawan Alfamart, Dadi Fajri, yang juga adalah ketua panitia penjaringan karyawan untuk wilayah NTB membantah pihaknya tidak memberitahu ke warga terkait penjaringan yang dilakukan saat itu.
“Kita sudah umumkan di media sosial dan spanduk di Alfamart,” tegasnya.
Kata Dadi, penjaringan tersebut merupakan tahapan trayel atau percobaan untuk mengetahui sejauh mana animo masyarakat untuk mengikuti tes sekaligus ingin menjadi karyawan Alfamart.
“Kalau dibilang kita tidak pro rakyat, tentu bertolak belakang dengan kegiaatan ini,” katanya.
*Kahaba-10