Kota Bima, Kahaba.- Reaksi penolakan kehadiran retail nasional kini muncul. Mahasiswa yang tergabung dalam LMND Kota Bima menggelar aksi menolak keberadaan retail yang bakal buka selama 24 jam tersebut. Lantas bagaimana tanggapan Anggota Dewan Kota Bima? (Baca. LMND Turun ke Jalan Tolak Masuknya Retail Nasional)
Menurut duta PKS H. Armansyah, kehadiran retail nasional itu mestinya bisa diiterima. Hanya saja perlu dipertimbangkan mengenai tempat dan jumlahnya. Seperti tempat, harus berada di zona perdagangan, pasar Kota Bima dan Pasar Raba misalnya. Jumlah pun tidak boleh banyak hingga berjumlah 15 Retail.
“Tempatnya jangan dimasing-masing kecamatan, kalau itu terjadi memang akan membunuh pedagang kecil. Tapi harus di area perdagangan. Jumlahnya juga kalau bisa hanya 3 retail. Di pasar Kota Bima 2 unit, kemudian di Raba 1 unit. Kalau banyak juga pedagang lokal akan meradang,” jelasnya, Selasa (4/3).
Kata pria yang juga pengusaha itu, lokasi pendirian retail itu harus berada di wilayah yang kompetitif. Sehingga dengan adanya persaingan, berdampak pada pemberian pelayanan yang semakin baik dari masing-masing pedagang.
Untuk itu, dirinya berharap kepada pemerintah dan warga Kota Bima untuk tidak menutup diri. Karena akses investasi itu harus dibuka seluas-luasnya. Agar daerah maju dan bisa bersaing dengan daerah lain.
“Saya kira kita rugi kalau terus menutup diri dari kemajuan. Termasuk soal masuknya retail ini,” katanya.
Armansyah menambahkan, retail nasional tersebut juga memiliki produk yang berkualitas, update, harga yang kompetitif, dan memiliki kelebihan bisa buka selama 24 jam. Artinya, kebutuhan warga Kota Bima untuk mendapatkan produk yang diinginkan juga bisa terpenuhi.
Sementara itu, nggota dewan lain H. Ridwan Mustakin justeru beranggapan berbeda. Dirinya ingin pemerintah untuk mengkaji lebih dalam soal kehadiran retail tersebut. Harus dikaji sisi keuntungan dan kerugian untuk masyarakat dan pedagang lokal.
“Jangan sampai kehadiran retail ini justeru menimbulkan persoalan bagi perputaran ekonomi pedagang yang ada disekitar,” tuturnya.
Dirinya berharap, Pemerintah Kota Bima juga hati – hati mengambil kebijakan. Dipikirkan positif dan negatifnya. Karena akan berdampak pada masyarakat keseluruhan, terutama pedagang.
“Saya bukan menolak, tidak juga menerima. Tapi pikirkan dan kaji lebih dalam lagi soal kehadirannya,” tambah duta Partai Demokrat itu.
*Kahaba-01