Kabupaten Bima

10 Proposal Disahkan, Warga Bersatu Hadapi Krisis Iklim dan Konflik Hutan

107
×

10 Proposal Disahkan, Warga Bersatu Hadapi Krisis Iklim dan Konflik Hutan

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Upaya memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim sekaligus menyelesaikan konflik sumber daya alam terus dilakukan melalui Program Building and Deepening Low Carbon Development and Climate Resilience (BUDLOC) yang dijalankan Yayasan Islamic Relief Indonesia (YRII).

Kegiatan Program Building and Deepening Low Carbon Development and Climate Resilience (BUDLOC) yang dijalankan Yayasan Islamic Relief Indonesia (YRII). Foto: Ist

Bersama Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima, kegiatan finalisasi dan persetujuan Proposal Rencana Aksi Masyarakat (RAM) serta Proposal Usaha Kelompok Kohesi Sosial selesai dilakukan di 7 desa dan 3 kelurahan dampingan.

Lokasi tersebut meliputi Desa Raba, Kombo, Maria, Riamau, Sari, Rite, Nipa, serta Kelurahan Matakando, Lampe, dan Lelamase.

Project Coordinator BUDLOC YRII Muhammad Darwis menyampaikan, finalisasi dokumen RAM dan proposal usaha ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi konflik pengelolaan hutan yang sudah berlangsung lama serta mendorong peningkatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

“RAM menjadi panduan penyelesaian konflik kawasan hutan secara damai dan berkelanjutan. Sementara proposal usaha kelompok memperkuat ekonomi berbasis solidaritas, potensi lokal, serta pemberdayaan perempuan,” jelasnya.

Kegiatan ini melibatkan langsung Kelompok Kohesi Sosial (KKS), kelompok tani hutan, perempuan, pemuda, tokoh masyarakat, pemerintah desa/kelurahan hingga fasilitator lokal. Sebanyak 200 peserta mengikuti rangkaian lokakarya yang berlangsung di 10 titik lokasi dampingan.

Proses penyusunan dilakukan secara partisipatif, mulai dari analisis awal, kajian PVCA 2024, identifikasi akar masalah, perumusan rencana aksi prioritas hingga validasi akhir dokumen.

“Melalui proses tersebut, telah disahkan 10 Proposal RAM dan 10 Proposal Usaha Kelompok yang akan segera mendapatkan dukungan pendanaan awal untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif berbasis komunitas,” ungkapnya.

Selain itu sambung Darwis, kegiatan ini juga menghasilkan kesepahaman bersama mengenai pelestarian kawasan hutan, penguatan kelembagaan kelompok, dan peningkatan koordinasi masyarakat dan pemerintah.

Seluruh pihak kemudian menandatangani berita acara sebagai bentuk komitmen melanjutkan aksi yang telah direncanakan.

Pada penutupan kegiatan, seluruh peserta berharap sinergi lintas pihak terus terjaga demi keberlanjutan ekosistem serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Desa Riamau menunjukkan antusiasme tinggi dari warga dan fasilitator dalam menyusun langkah tindak lanjut,” tambahnya.

Sementara itu, Project Officer BUDLOC Riamau Ridwan Rio menegaskan, implementasi program akan segera dimulai pada minggu mendatang, termasuk pengadaan sarana pendukung usaha serta pemantapan aksi penyelesaian konflik berbasis masyarakat.

“Setelah finalisasi ini, kami langsung bergerak pada pelaksanaan RAM dan pengembangan usaha kelompok,” pungkasnya.

*Kahaba-01