Kabupaten Bima, Kahaba.- Intensitas hujan tinggi yang melanda wilayah Bima dan sekitarnya beberapa hari terakhir membuat para petani bawang merah lesu. Di Desa Rato Kecamatan Lambu misalnya, petani setempat terpaksa menanggung kerugian akibat tanaman bawang mereka yang hampir memasuki masa panen membusuk.
Langkah Syafrudin (26) gontai begitu ia tiba di sawahnya. Hamparan tanaman bawang merahnya terlihat layu, hama ulat pun menggerogoti mulai batang hingga akarnya. Bawangnya membusuk, padahal dalam hitungan biasa, harusnya tak lebih dari seminggu lagi ia akan siap panen.
“Semua cara sudah saya coba, termasuk memberikan insektisida. Tapi hujan tanpa henti seminggu terakhir ini membuat bawang saya lebih cepat busuk,” demikian ratapnya kepada pewarta Kahaba yang menemaninya melihat sawahnya hari Jumat (31/5) kemarin.
Hujan memang menjadi musuh terbesar petani bawang. Dan di Kabupaten Bima, selama beberapa hari terakhir hujan kerap datang dengan berintensitas tinggi hingga sedang.
Syafrudin mengaku mengalami kerugian yang tidak sedikit. Tak kurang dari Rp 100 ribu ia keluarkan setiap kali membeli pupuk dan dan obat-obatan pembasmi hama.
Ia juga telah empat kali melakukan penyemprotan untuk memastikan bawangnya tumbuh dengan baik. Tapi yang ia dapati, tanamannya menguning dan layu. Umbinya pun membusuk dan digerogoti ulat. Kalaupun ada yang tumbuh, dipastikan umbi bawangnya kecil dan tak berharga tinggi di pasaran.
Selain Syafrudin, mayoritas warga di desanya berprofesi sebagai petani bawang. Akibat faktor cuaca, mereka harus merelakan 70 hingga 90 persen keuntungan yang harusnya didapatkan sirna. Sebagian dari mereka masih sempat memanen bawang yang masih bisa dipanen, namun kebanyakan diantara mereka harus pulang dengan tangan hampa.
“Sekarang saya hanya bisa memanen sisa-sisa bawang yang masih bisa diselamatkan. Semoga saja bisa menutup modal yang saya keluarkan,” ujar Syafrudin pasrah. [BQ]