Kota Bima, Kahaba.- Sejumlah seniman yang tergabung dalam UKM Seni Gong STKIP bima, mempunyai cara lain dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke 68. Belasan seniman tersebut menggelar aksi longmarch, dari Terminal Dara Bima hingga kembali kekampus mereka di STKIP Bima, Sabtu 17 Agustus 2013.
Mereka menggelar aksi teatrikal disetiap titik titik strategis di Kota Bima. Lokasi pertama yang dipilih yaitu pertigaan depan Polsek Rasanae Barat, di sana belasan mahasiswa itu memperagakan aksi menagis dan membaca puisi di atas aspal panas sembari sesekali berteriak histeris, menunjukkan bahwa masih banyak utang kemerdekaan bangsa ini yang belum di lunasio.
Menurut Ketua Gong 86 STKIP Bima, Syahrudin, puisi yang berjudul tangisan untuk Indonesia adalah gumam anak bangsa yang menyatakan sesungguhnya kemerdekaan Indonesia belum sepenuhnya terwujud. “Masih banyak eksploitasi sumberdaya alam yang seharusnya bisa mensejahterakan rakyat, tapi malah membawa petaka bagi rakyat,” katanya.
Ia menjelaskan pula, keminskinan dan konflik sosial yang terjadi akibat kesenjangan ekonomi rakyat yang begitu tinggi makin marak. “Begitu banyak PR kemerdekaan negeri ini,” ungkapnya kepada Kahaba, Sabtu(17/8/2013).
Untuk itu, menurut Syahruddin, saat rakyat Indonesia menyambut gegap gempita momentum kemerdekaan bangsa. “Anggota Gong memaknai kemerdekaan ini dengan tangis dan air mata untuk rakyat Indonesia,” pungkasnya. [C]