Kabupaten Bima, Kahaba.- Kebijakan pihak Kampus STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima mendapat sorotan dari mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senin (17/10) pagi. Sebagai bentuk protes, sekitar 100 lebih mahasiswa menyuarakan aspirasi mereka di depan ruang Ketua Lembaga Kampus.
Aksi yang dikoordinir Danil ini menilai pihak kampus terlalu ororiter dalam menerapkan aturan serta tidak transparan dalam pengelolaan anggaran. Hal ini melahirkan dampak negatif bagi mahasiswa dalam proses perkuliahan.
“Kampus kita adalah kampus otoriter. Setiap aturan yang diterapkan tidak pernah dibahas bersama mahasiswa, sementara setiap aturan berdampak pada kita,” tuding Danil dalam orasinya.
Mahasiswa juga menuntut sejumlah persoalan kampus segera diselesaikan agar mahasiswa tidak dirugikan. Diantaranya, meminta agar pihak kampus melibatkan BEM dan DPM dalam setiap rapat senat kampus.
Menuntut transpransi anggaran yang digunakan kampus, pembangunan sarana dan prasarana memadai, memperjelas akreditasi Jurusan PGSD dan PTI, mengeluarkan Dosen S1 sebagai tenaga pendidik, serta meminta LPPM bertanggungjawab atas persoalan RPP Reguler, PPL dan KKN Terpadu.
Hingga berita ini ditulis, para mahasiswa masih berorasi dan melakukan aksi di dalam kampus. Proses perkuliahan pun terganggu karena semakin banyak mahasiswa terlibat aksi.
Sementara perwakilan pihak kampus, belum ada yang memberikan tanggapan terhadap aksi mahasiswa ini. Beberapa dosen terlihat mendekati mahasiswa untuk bernegosiasi, tetapi tidak direspon.
*Ady