Kota Bima, Kahaba.- Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima H Azhari mengakui banyaknya jumlah warga Kota Bima yang suspect demam berdarah awal tahun 2019. Sementara yang dinyatakan positif, mencapai 51 orang.
Di tengah banyaknya warga yang diduga terjangkit demam berdarah, pihaknya kesulitan untuk mendapatkan Rapid Diagnosis Test (RDT), atau obat untuk tes reaksi cepat demam berdarah. Kondisi itupun terjadi hampir di seluruh Indonesia.
“Kesulitan RDT tidak hanya di Bima, di Provinsi NTB dan hampir seluruh Indonesia,” ujarnya.
Azhari menjelaskan, padahal RDT itu merupakan obat penting untuk mengetes dengan cepat demam berdarah. Karena dengan tes itu, akan diketahui dengan cepat apakah warga positif demam berdarah atau tidak.
“Karena sebulan terakhir ini, kondisi panas langsung divonis demam berdarah. Padahal belum tentu. Makanya RDT sangat dibutuhkan saat ini,” katanya.
Selama ini menurut Azhari, distribusi RDT dari Provinsi NTB. Karena dari provinsi juga tidak tersedia, maka pihaknya memutuskan untuk pengadaan langsung atau membeli kepada pihak ketiga.
“Sudah kita pesan di pihak ketiga, hari ini kita minta langsung dikirim,” tuturnya.
*Kahaba-01