Kota Bima, Kahaba.- Ketua DPRD kota Bima Alfian Indrawirawan berkomentar soal langkah sejumlah wakil rakyat yang menyampaikan mosi tidak percaya dan memilih walk out saat sidang paripurna, Kamis (26/12). Ia menilai, sikap tersebut aneh dan tidak jelas dasarnya. (Baca. Ketua DPRD Kota Bima Dinilai Tidak Konsisten, 15 Wakil Rakyat Sampaikan Mosi Tidak Percaya)
“Kan aneh, melalui pandangan fraksi setuju, sekarang ajukan mosi tak percaya dan walk out,” ucap Alfian.
Menurut dia, semua fraksi sudah menyetujui dan itu tertuang dan tertulis saat semua fraksi menyampaikan pandangannya. Lalu kemudian sekarang mengajukan mosi tak percaya , tentu tidak memiliki dasar.
“Kalau mau tolak, harusnya dari dulu. Sementara pembahasan APBD sudah selesai dan disetujui semua,” terangnya.
Sementara yang sekarang dibahas sambungnya, merupakan hasil evaluasi dari Pemerintah Provinsi NTB dan ada penyesuaian-penyesuaian. Jadi tak perlu lagi dibahas lebih mendetail di Banggar.
Alfian mengungkapkan, sikap yang ditunjukan belasan anggota dewan itu tentu tidak mempengaruhi keabsahan APBD Kota Bima tahun 2020.
Dirinya bahkan mengungkapkan, yang berteriak mengajukan mosi tak percaya itu merupakan dewan yang jarang hadir saat rapat Banggar. Lalu sekarang mengajukan mosi tak percaya, seolah ingin mencari kesalahan pimpinan dewan. Jika memang ada yang tidak sesuai dengan pembahasan, mestinya disampaikan saat rapat Banggar, jangan kemudian memilih walk out.
“Itu Dedi, Erwin dan Haris itu jarang hadiri rapat Banggar,” ungkapnya.
Menurut pria yang juga Ketua Partai Golkar itu, mengajukan mosi tidak percaya dan walk out seolah mereka ingin menggagalkan pelaksanan program pemerintahan melalui pembahasan APBD.
“Terhadap sikap itu, selaku pimpinan dewan kami akan melakukan upaya sesuai undang-undang dan tata tertib,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Kota Bima Syamsurih mengatakan, ini merupakan proses dan dinamika dalam Banggar. Mekanisme seluruh tahapan itu sudah melalui proses sesuai regulasi dan APBD Kota Bima sudah disahkan.
*Kahaba-01