Kota Bima, Kahaba.- Saat ini, jumlah Insinyur di Indonesia terbilang sedikit jika dibanding dengan negara – negara lain, termasuk sejumlah negara tetangga. Melihat kondisi tersebut, beberapa putra asli Bima yang sudah menjadi anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat berkeinginan melebarkan sayap dan membuka cabang PII di Bima.
Adiman, salah satu inisiator PII Cabang Bima merasa sangat perlu dibentuknya PII Cabang Bima. Sehingga para Sarjana Teknik maupun Pertanian, Perikanan, Peternakan serta Kehutanan yang ada di Bima, baik sebagai pegawai Pemerintahan, swasta maupun mitra Pemerintah daerah dapat berkecimpung untuk meningkatkan profesionalisme di bidangnya.
“Keinginan kami ini juga berguna untuk mendukung pembangunan Kabupaten dan Kota Bima ke depan. Terutama dalam menghadapi dinamika pembangunan serta tantangan daerah kedepan,” ujarnya saat bertandang ke Kantor Kahaba.net, malam ini Kamis (14/7).
Ia mengungkapkan, saat ini Indonesia hanya memiliki 3.038 orang Insinyur per satu juta jiwa penduduk. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan Singapura yang memiliki 28.235 Insinyur persatu juta jiwa penduduk. Sementara itu, Filipina memiliki 5.170 Insinyur persatu juta jiwa penduduk dan Vietnam 8.917 orang Insinyur per satu juta jiwa penduduk.
Sementara jumlah mahasiswa teknik di Indonesia, sambungnya, hanya 15 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa. Itupun 15 persen sudah masuk mahasiswa Pertanian. Bandingkan dengan Malaysia yang memiliki mahasiswa teknik sebesar 24 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswanya, Vietnam sebesar 25 persen, Korea Selatan 33 persen dan Tiongkok sebesar 38 persen.
“Maka, tidak heran Indonesia saat ini mengalami defisit jumlah Insinyur sebesar 25.000 orang,” katanya.
Adiman yang juga didampingi Zulharman menyebutkan, data yang dimiliki PII, dari 15 persen jumlah mahasiswa teknik tersebut yang terdaftar aktif sebagai anggota atau yang dikatakan sebagai Insinyur sebanyak 17.591 orang. Anggota yang bersertifikasi Insinyur profesional pratama sebanyak 1084 orang, Insinyur profesional madya sebanyak 619, ASEAN Enginer Register 152.
“Saat ini total Insinyur dan Sarjana Teknik di Indonesia diperkirakan menapai 750 ribu orang, namun hanya sekitar 45 persen yang bekerja dibidangnya,” ungkapnya.
Menurut dia, pentingnya PII ini juga merupakan amanat UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran, yang mendefinisikan Insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang ke insinyuran. Sedangkan keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian, berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilaitambah dan daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan dan kemaslahatan serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Diamanatkan juga dalam UU Nomor 11 Tahun 2014, tambahnya, wadah bagi Insinyur dan keinsinyuran adalah PII. Wadah ini merupakan wadah berkumpulnya para Insinyur yang dapat menyelenggarakan program profesi Insinyur serta wadah pengembangan keprofesionalan anggota PII.
*Bin