Kota Bima, Kahaba.- Walikota Bima H Muhammad Lutfi sekitar bulan November akan terbang ke Korea, dalam rangka menghadiri undangan UNESCO terkait tindaklanjut mewujudkan Smart City dan Syster City.
Terhadap rencana itu, 2 orang anggota DPRD Kota Bima, masing – masing Amir Syarifuddin dan Rian Pratama memberikan komentar. Menurut mereka, kunjungan tersebut harus ada nilai urgensinya.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Amir, perjalanan seperti ini harus dilihat nilai pentingnya. Karena perjalanan harus dipahami terlebih dahulu sisi mudarat dan manfaatnya.
“Di tengah keresahan devisit anggaran yang cukup besar ini, arifnya dikurangilah perjalanan ke luar negeri,” ujarnya, Kamis (10/10).
Duta PKS ini juga menjelaskan, perjalanan kepala daerah tentunya tidak membutuhkan biaya yang sedikit. Apalagi sejumlah perwakilan juga yang akan menemani Walikota ke Jepang, tentu akan semakin buat biaya membengkak.
“Kenapa mesti banyak orang, cukup Walikota dan seorang perwakilan yang paham tentang itu,” bebernya.
Sementara wakil rakyat lain Rian Pratama mengatakan, jika tujuan kunjungan hanya perjalanan biasa, maka lebih baik dibatalkan.
“Ketika perjalanan ini hanya sekedar menghadiri undangan, maka ini hanya buang-buang anggaran,” sorotnya.
Kata legislatif dari Partai Demokrat itu, kadang masyarakat apatis dengan program pemerintah, tapi ketika ada keuntungan di kemudian hari, baru ada kesadaran tinggi untuk menilai bahwa itu layak.
“Kalau kondisi smart city dan sister city, Kota Bima harus mampu terapkan seperti banyak daerah maju lainnya di luar sana,” ungkapnya.
*Kahaba-07