Kabupaten Bima, Kahaba.- Sekretaris Generasi Muda, Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (GM FKPPI) Gatot Sukoco menilai pemukulan dan meludahi nenek Mahani oleh staf Desa Timu merupakan tindak semena – mena. Bagaimana tidak, Mahani itu seorang ibu dan sudah usia senja, tidak pantas disakiti seperti itu.
Kepada media ini Gatot menjelaskan, sebagai seorang muslim staf desa itu harus nenempatkan dan memposisikan setiap wanita tua sebagai seorang ibu. Lantas bagaimana rasanya, jika ibu dari staf desa itu kemudian disakiti dan diludahi oleh orang lain.
“Staf desa itu juga harus bisa berpikir, kemudian menempatkan persoalan ini jika orang tua sendiri yang mengalaminya. Tentu tidak bisa menerima. Demikian pula yang dirasakan oleh anak – anak dan keluarga Mahani,” katanya, Selasa (17/4).
Menurut dia, staf desa juga merupakan bagian dari sistem pelayanan publik. Bisa dibayangkan bagaimana rusaknya negeri ini jika prilaku pelayan publik sudah sangat semena-mena. Bukankah para penyidik sekalipun, dalam menjalankan fungsi penyidikan dilarang melakukan penyidikan dengan kekerasan.
“Apalagi ini staf desa, yang jelas-jelas bukan penyidik dan atau bagian dari penyidik,” ujarnya.
Karena demikian, dirinya sangat berharap kepada penyidik Polsek Bolo untuk menyikapi perbuatan pelaku tidak hanya menurut kacamata hukum formil semata. Tetapi perlu dikedepankan rasa keadilan hukum. Yang sekali lagi berpulang kepada korban adalah seorang ibu tua dan setiap manusia yg dilahirkan di bumi ini adalah melalui pengorbanan lahir dan bathin seorang ibu.
“Seharusnya setiap ibu mendapatkan penghormatan dari manusia di bumi ini. Bukan dipukul dan diludahi,” tegasnya.
Melalui insiden ini, dirinya juga berharap kepada Bupati Bima untuk dapat memberikan atensi khusus dan sikap tegas. Bukankah Bupati Bima adalah seorang wanita yang menyandang profesi seorang ibu bagi putra-putranya.
“Secara pidana, pelaku ini harus dihukum. Secara lembaga dan pemerintahan, pimpinan daerah juga harus memberikan tindakan tegas,” inginnya.
*Kahaba-01