Kabupaten Bima, Kahaba.- Bakal Calon Bupati Bima H Arifin kembali mendatangi wilayah Kecamatan Monta, antara lain Desa Tolotangga, Desa Sondo dan sebagainya, Jumat kemarin. Kawasan di Monta Selatan itu dikenal sebagai basis nelayan, peternak dan petani.
H Arifin yang mendapat mandat dari Partai Demokrat untuk sosialisasi itu menggelar dialog, mendengar aspirasi masyarakat, menjawab keluhan ibu-ibu dan kaum milenial.
Begitu tiba di lokasi, masyarakat yang telah menantikan kehadiran H Arifin langsung meneriakkan kata perubahan sembari mengacungkan tangan di atas.
Tak jauh berbeda seperti desa lainnya, warga masyarakat di Desa Monta Selatan tak henti-hentinya menyampaikan keluhan atas kondisi infrastruktur jalan di desanya yang belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Begitu juga dengan pertanian, perikanan dan nasib kaum perempuan yang terpinggirkan.
“Kami mau bilang sampai kapan jalan ke desa kami terus berlubang. Jadi kalau bapak terpilih mohon lah diperhatikan jalan kami ini,” ujar Mulyani, Ketua Relawan Perempuan Pendukung H Arifin.
Sebagai bagian dari anggota masyarakat yang hidup dari pertanian, ia pun mengakui sulitnya memperoleh pupuk dan bibit berkualitas.
“Soal pupuk dan bibit, tolong diperhatikan juga pak,” tambahnya.
Hal senada juga dikatakan Zukarnaen, tokoh masyarakat Monta Selatan. Ia berharap jika H Arifin terpilih, Monta selatan dimekarkan. Pasalnya, saat ini sekitar 7 desa sangat sulit mengurus administrasi karena jarak tempuh sangat jauh dari kantor kecamatan.
“Kasian orang-orang tua yang sudah sepuh,” ungkapnya.
Ia juga mengkaui kesulitan meminta bantuan keamanan secepatnya dari kepolisian karena jarak Kapolsek yang sangat jauh. Sehingga penanganan persoalan hukum di Monta selatan sering terlambat.
Menanggapi sejumlah keluhan masyarakat Monta Selatan, H Arifin berjanji akan melakukan pemerataan pembangunan hingga ke tingkat desa.
“Nantinya pembangunan akan dirasakan langsung oleh semua masyarakat Kabupaten Bima, tidak terpusat di lokasi tertentu saja, dengan konsep pelayanan satu atap, berbasis online atau e-government,” terang pria yang juga praktisi pemerintahan andalan DKI Jakarta.
H Arifin juga menyoroti persoalan kaum perempuan, ikut prihatin terhadap nasib perempuan Kabupaten Bima yang “terpaksa” menjadi TKW, jauh dari sanak saudara. Hal ini terjadi karena minimnya lapangan kerja yang khusus memberdayakan kaum perempuan.
Pada kesempatan itu, H Arifin mengutarakan di hadapan ibu-ibu bahwa perlu perhatian serius dan fokus menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya terutama di bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk membantu kaum perempuan yang selama ini tersisihkan dari kebijakan pembangunan.
“Berkaitan dengan pemekaran Monta selatan nanti kita akan ditindaklanjuti dan hal itu akan saya prioritaskan. Tinggal kita pelajari syarat dan ketentuan,” tambahnya.
*Kahaba-01/Adv