Canberra, Kahaba.– Kejadian yang menimpa Ketua Parlemen Australia, Peter Slipper, yang mengundurkan diri, Selasa (9/10/2012), mungkin dapat dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi anggota parlemen di negara-negara lainnya. Peter Slipper mengundurkan diri setelah terjerat kasus pelecehan seksual yang diadukan oleh mantan stafnya.
Peter Slipper mengundurkan diri setelah pengadilan mengungkapkan transkrip pesan-pesan telepon yang dikirim Slippe kepada stafnya, yang diantaranya berisi deskripsi yang menghina perempuan. Pengunduran dirinya menjadi pukulan bagi pemerintahan Perdana Menteri Julia Gillard, yang juga mengangkat Peter Slipper sebagai ketua parlemen di salah satu negara bagian negeri Kangguru tersebut.
Sebagai informasi, sebelumnya ketua partai oposisi, Tony Abbott, meminta agar Slipper dicopot dari jabatannya karena dianggap tidak layak dan tidak tepat untuk menjalankan tugasnya. Akan tetapi mosi yang diajukan Abbott kalah dalam perhitungan suara dengan selisih satu suara, 69 melawan 70, walau belakangan Slipper yang kemudian menyatakan mengundurkan diri. “Saya meninggalkan jabatan ini tanpa rasa dendam namun dengan penuh kesedihan,” ujarnya, seperti yang dilansir oleh BBC Indonesia.
Semoga saja peristiwa yang terjadi di Parlemen Australia bisa menjadi pelajaran berharga bagi Parlemen Indonesia. [BBC Indonesia/DH]