Kota Bima, Kahaba.- Bukan baru ini, Kota dan Kabupaten Bima digoncang dengan kasus terorisme. Di tahun 2011 lalu, Pondok Pesantren Umar bin Khattab yang terletak di Desa Sanolo Kabupaten Bima, tersandung kasus teroris yang pertama di Bima, bahkan di cap sebagai sarang teroris nasional hingga internasional. Dan sederet isu bom serta teror lainnya kerap mewabah di daerah bermotto Maja Labo Dahu ini.
Peristiwa penangkapan terorisme, Jum’at sore tadi (13/04) dengan diciduknya dua orang dokter yang berinisial YA dan KD–yang telah lama berpraktek di Kota Bima oleh anggota Datasemen Khusus (Densus) 88, walau tak menghebohkan seperti pembakaran Toko Bangunan beberapa waktu yang lalu. Namun, bisa dipastikan kebenarannya, bahkan malam ini dari informasi terpercaya yang berhasil diperoleh pewarta Kahaba, mereka (YA dan KD, red) sudah dilarikan ke Polda NTB–di kawal delapan mobil berplat-B dan esok harinya langsung di terbangkan ke Jakarta, tepatnya diamankan di Markas Pusat Brimob Kelapa Dua.
KD, yang diduga terlibat kasus terorisme di Bali, melarikan diri ke Bima bersama dua orang lainnya. Setelah KD tertangkap, fokus penangkapan Densus 88 selanjutnya pada dua orang yang diindikasi kuat telah melarikan diri di wilayah Bima dan sekitarnya.
Pasca penangkapan itupun, salah satu sumber Kahaba yang tidak mau dituangkan namanya, rencananya Sabtu pagi (14/04), akan dilakukan penyisiran pada kediaman YA di lingkungan Kelurahan Pane, Kota Bima–agar ditelusuri alat bukti lainnya untuk kelengkapan proses penyelidikan.
Sat Brimob NTB yang dikomandani Kaden A Pelopor, Agustinus C. Siku, yang akan melakukan penyisiran. Usai apel pagi, Resimen Brimob Polda NTB yang bermarkas di Sambinae, Kota Bima, yang akan melakukan penyisiran di rumah YA, untuk mencari bukti tambahan atas keterlibatan mereka. [BM]