Kota Bima, Kahaba.- Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Bima bersama LMND Kabupaten Bima turun aksi di depan Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, Senin (14/11) menyorot sejumlah persoalan di daerah.
Ketua LMND Kabupaten Bima Wanda dengan pengeras suara menyorot tindakan represif aparat Polres Bima Kota, saat demonstrasi yang dihelat pekan kemarin. Sejumlah massa aksi dari LMND Kota Bima menjadi korban arogansi aparat.
“Terhadap kejadian itu, kami mendesak agar Kapolres Bima Kota dicopot dari jabatannya,” desak Wanda.
Menurut dia, aparat kepolisian harus tetap memberikan rasa aman untuk masyarakat. Polisi yang mestinya juga bisa melayani, melindungi dan mengayomi, justru bertindak represif.
“Kami datang dengan damai. Kedatangan kami jangan dihadapkan dengan tindakan represif dan arogansi aparat,” katanya.
Para orator lain saat aksi juga menyorot terkait video oknum Pol PP yang viral di media sosial, memperagakan cara memanah sebagai langkah untuk persiapan penjagaan aksi demonstrasi.
Cara yang dilakukan tersebut pun dinilai berlebihan. Karena aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk kontrol terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
“Kami mengecam cara-cara yang dilakukan oknum Pol PP tersebut,” tegas mahasiswa.
Saat aksi, LMND menyampaikan sejumlah tuntutan seperti menghentikan tindakan represif terhadap gerakan mahasiswa dan rakyat, laksanakan Pasal 33 UUD 1945 dan menangkan Pancasila.
Tuntutan lain, cabut izin tempat hiburan malam yang memiliki izin makan dan minum, namun menjual miras. Mendesak KPK dan Pemerintah Kota Bima untuk menuntaskan kasus dugaan korupsi anggaran dana hibah rehab rekon banjir di Kota Bima tahun 2016.
Hingga berita ini diterbitkan, massa aksi LMND Kabupaten Bima dan LMND Kota Bima masih menggelar aksi dan menyampaikan orasi.
*Kahaba-01