Opini

Menakar Kualifikasi Strong Leader Dalam Kepemimpinan Formal

489
×

Menakar Kualifikasi Strong Leader Dalam Kepemimpinan Formal

Sebarkan artikel ini

Oleh: Hazairin SH MH*

Menakar Kualifikasi Strong Leader Dalam Kepemimpinan Formal - Kabar Harian Bima
Hazairin, Aktivis 98 dan Penulis Buku Nurani Keadilan. Foto: Ist

Strong leader tercermin pada kemampuan dan kecakapan serta kesanggupan menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan baik, melampaui target dan harapan-harapan publik dalam mengelolah seluruh perangkat kerja yang melingkupinya.

Ia tidak saja cakap bekerja mewujudkan visi, misi, serta program yang diusung tetapi juga mampu membangkitkan gairah seluruh stackholder agar satu sama lain saling berakselerasi dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Dalam kerangka itu, strong leader harus menjadi episentrum energi penggerak kerja organisasi dengan prasyarat utama adanya konsistensi dan komitmen yang tinggi berpihak pada kepentingan publik kendati harus mempertaruhkan kehilangan popularitas.

Kehilangan popularitas bukanlah kematian kartu politik kepemimpinan yang baik. Justeru kartu politik kepemimpinan politik makin hidup dan mendapat tempat yang lapang dihati masyarakat manakala integritas kepemimpinan mampu dirawat dengan baik.

Perawatan integritas kepemimpinan agar bertahta dalam nurani publik yang dipimpin hanya membutuhkan konsistensi dan keselarasan kata dan perbuatan. Pemimpin yang berintegritas dapat dinilai dalam pendekatan keselarasan kata dan perbuatan.

Integritas sebagai elemen inti yang melekat pada strong leader memerlukan kemampuan SDM personal yang mumpuni sebagai instrumen membedah problem yang ada serta kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang tinggi agar solusi yang ditawarkan tidak saja benar dalam pendekatan semangat pembangunan berbasis kepastian hukum semata tetapi juga benar dalam perspektif sosio-kultural sehingga gerak laju pembangunan senantiasa selaras dengan nilai kemanusiaan dan rasa keadilan publik.

Kepemimpinan dan pemimpin yang baik memegang dua fungsi utama yakni memerintah karena tuntutan tugas dan manajemen organisasi serta melayani karena keharusan hukum dan ikrar jabatan.

Dalam konteks memerintah tak lain memastikan seluruh perangkat kerja organisasi untuk tidak menunda pelayanan publik dan melayani adalah refleksi perwujudan sikap moral pengabdian pemimpin terhadap seluruh yang dipimpin.

Integritas sebagai ukuran aktual strong leader meniscayaan juga sokongan akuntabilitas melalui pembuktian yang dapat dirasakan langsung manfaatnya bagi semua kalangan.

Membuktikan akuntabilitas kepemimpinan diruang publik adalah mekanisme penilaian yang paling jujur, objektif, serta jernih.

Dengan demikian, menakar kualifikasi kekuatan strong leader terbangun dari perpaduan kemampuan, kecakapan, karakter, pengalaman , networking, sehingga  dapat memberi bobot kemajuan bagi pembangunan secara bertahap dan berkelanjutan dalam menciptakan tatanan struktur dan kultur yang seimbang dalam frame harmonisasi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

*Aktivis 98 dan Penulis Buku Nurani Keadilan