Kota Bima, Kahaba.- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima meminta kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran organisasi Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS). Alasannya, organisasi tersebut membawa nama Islam dengan cara sesat.
Ketua MUI Kota Bima, Drs. HM. Saleh Ismail mengatakan, sejak MUI pusat mengeluarkan fatwa yang diikuti hampir seluruh cabang MUI di setiap Kota dan Kabupaten di Indonesia, MUI Kota Bima juga menidaklanjuti fatwa tersebut. Bahwa aliran organisasi ISIS wajib diwaspadai. Karena pemahaman organisasi ini sudah melenceng dari 10 kriteria agama menurut MUI.
Kata dia, 10 kriteria aliran sesat menurut MUI Pusat seperti, mengingkari rukun Iman & Rukun Islam, mengakui dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syariat (Al-Quran dan As-Sunnah), meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran, Mengingkari otensitas dan kebenaran isi Al-Quran.
Kemudian, lanjutnya, melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasar kaidah tafsir, mengingkari kedudukan Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Isla, melecehkan atau merendahkan para Nabi dan Rosul, mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir, merubah, menambah dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syar’i, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardhu tidak lima waktu.
Kemudian yang terakhir yakni mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya. “Naudzubillah min dzalik, semoga kita terhindar dari hal-hal tersebut,” katanya.
Menurut dia, aliran syiah yang dianut ISIS sangat membahayakan umat Islam di Indonesia, termasuk di NTB lebih khususnya di Kota maupun Kabupaten Bima. Karena organisasi tersebut merupakan penganut aliran radikal Islam yang berpotensi sesat. “Meskipun tidak terlalu nampak di Kota dan Kabupaten Bima, ISIS wajib diwaspadai oleh masyarakat,” himbaunya.
Kalaupun ISIS sudah muncul dan tertanam di Bima, bisa saja akan mempengaruhi anak cucu genarasi daerah dan bangsa. Bahkan M. Saleh selaku ketua MUI Bima mengecam adanya aliran ISIS jika saja telah mempengaruhi masyarakat Bima.
Apalagi pemberitaan media massa nasional kerap menyebut daerah Bima sangat meresahkan warga Bima khususnya. Apalagi disebut-sebut, ISIS memiliki kantong massa di Provinsi NTB.
*TETA