Bima KitaKabar Bima

Pameran Benda Bersejarah FKN Ramai Pengunjung

268
×

Pameran Benda Bersejarah FKN Ramai Pengunjung

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Rangkaian kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) IX tidak hanya sekedar menjadi forum pertemuan para Raja dan Sultan. Kegiatan bertema budaya itu juga menggelar pameran benda pusaka dan bersejarah dari sejumlah keraton peserta FKN. Benda-benda itu dipamerkan di dalam stan tersendiri di Museum ASI Mbojo.

Pameran benda bersejarah FKN Bima di Museum ASI Bima. Foto: Erde
Pameran benda bersejarah FKN Bima di Museum ASI Bima. Foto: Erde

Momen berharga itu, memikat perhatian masyarakat untuk datang mengunjungi. Seperti terlihat, Minggu (7/9) siang, para pengunjung dari berbagai usia memadati Museum ASI. Ada dari kalangan masyarakat umum, mahasiswa, pegawai hingga para pelajar di Kota dan Kabupaten Bima terlihat antusias ingin mengetahui tentang benda bersejarah dari berbagai keraton di Nusantara.

Pameran Benda Bersejarah FKN Ramai Pengunjung - Kabar Harian Bima

Salah seorang pengunjung, Nurul mengaku, sengaja datang bersama rekan-rekannya untuk melihat langsung penyelenggaraan kegiatan FKN di ASI Mbojo. Informasi mengenai kedatangan para Raja dan Sultan dari berbagai keraton tersebut membuatnya penasaran. Tak ingin melewatkannya, Ia pun mengajak serta rekan sekolahnya untuk datang.

“Awalnya hanya dengar kegiatan ini untuk pertemuan saja. Ternyata, setelah ke ASI ada pameran benda bersejarah juga. Makanya kita sempatkan untuk melihat-lihat,” ujarnya.

Pameran FKN Bima. Foto: Erde
Pameran FKN Bima. Foto: Erde

Nurul merasa sangat tertarik untuk belajar tentang sejarah di Indonesia usai melihat benda-benda pusaka yang dipamerkan. Baginya, kunjungan itu bukan sekedar bersenang-senang tetapi sambil belajar dan mencatat berbagai informasi penting mengenai sejarah keraton di Indonesia.

Bersama rekan-rekannya, Ia juga menyempatkan foto bersama di depan etalase kaca benda bersejarah yang dipamerkan. “Kami berharap, kegiatan seperti bisa digelar lagi walaupun dalam bentuk yang lain karena sangat bermanfaat sekali,” harapnya.

Pantauan wartawan, pengunjung pameran tidak hanya sekedar melihat benda-benda pusaka itu dibalik etalase. Panitia juga telah menyediakan papan informasi, pamflet dan galeri foto yang berisi sejarah singkat dan keterangan benda-benda yang dipamerkan. Hanya saja, untuk masuk ke dalam ASI pengunjung harus membayar karcis masuk antara Rp 2 ribu hingga Rp 4 ribu.

*Erde