Kota Bima, Kahaba.- Hari yang sial untuk Afran, siswa SMKN 1 Kota Bima Asal Desa Tanjung Mas Kecamatan Langgudu. Senin kemarin, dia dikeroyok oleh sejumlah warga Kelurahan Tanjung Kota Bima, saat keluar usai melaksanakan hari pertama ulangan.
Belum diketahui pasti apa penyebabnya. Akibat kejadian itu, informasinya Afran harus babak belur di hajar massa. Saat itu juga, Afran yang diduga membawa senjata tajam (Sajam) ke sekolah, akhirnya di gelandang ke Polres Bima Kota.
Kepala Sekolah SMKN 1 Kota Bima, Mukhtar, SPd, MSi saat ditemui mengatakan, dirinya belum tahu pasti apa latar belakang terjadinya itu. Namun berdasarkan informasi yang diperolehnya, hari Sabtu lalu Afran, Kelas III Tekhnik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMKN 1 Kota Bima, diancam oleh adik kelasnya yang diketahui bernama Potong, yang masih duduk di kelas I. Karena merasa gengsi, atau merasa lebih senior, akhirnya Afran mengajak siswa tersebut berkelahi.
“Kalau mau berkelahi, kita berkelahi saja di luar,” ujarnya meniru ajakan Afran.
Kemudian, pihaknya mendengar informasi bahwa Afran membawa Sajam. Karena dilarang, pihak sekolah lalu memanggil Afran. “Dia mengakui jika membawa sajam. Alasan Afran, karena merasa terancam dan diancam oleh orang orang kampung setempat. Sajam itu pun akan digunakan untuk membela diri,” katanya.
Saat diintrogasi pihak sekolah, Afran juga sempat menceritakan masalah pribadinya. Saat ini orang tuanya sedang tidak harmonis, dan ingin bercerai. Sehingga emosinya terpengaruh dan menganggu konsentrasi belajar. Apalagi ditambah dengan masalah itu. “Afran sudah meminta maaf dan tidak ingin melakukan lagi hal itu, dan juga bahkan sudah buat pernyataan,” terang Mukhtar.
Ia melanjutkan, selesai ulangan, Afran diberitahu Satpam untuk tidak dulu keluar sekolah. Namun yang bersangkutan tidak mengindahkannya. “Dia percaya diri keluar dan akhirnya diserang oleh masyarakat di pintu keluar. Jika tidak segera dipeluk Satpam, nasib Afran bisa bahaya,” katanya.
Akibat diserang, kata Mukhtar, Afran mengalami luka dibagian wajah. Indikasi sementara Afran terkena lemparan batu bata. “Saat ini Afran dibawa ke Polres Bima Kota,” tuturnya.
Untuk Potong, ia mengaku, belum menemukan siswanya yang bernama Potong. Saat dicari absensi kelas I, tidak ada siswanya yang bernama Potong. “Mungkin nama Potong itu nama samara, kami tidak tahu,” tambahnya.
*BIN