Kabupaten Bima, Kahaba.- Sebanyak 44 nelayan dari Pelabuhan Benoa Bali diduga hilang saat Gunung Sangeang Api meletus, Jum’at (30/5) kemarin. Nelayan yang sudah berada di daratan Sangeang Pulau dan menunggu rekan mereka yang belanja untuk keperluan mencari ikan di Desa Sangeang Darat Kecamatan Wera, hingga kini belum ada kabarnya.
Hamzah, salah satu rombongan nelayan pada kahaba.net, mengaku ada enam kapal nelayan yang bersandar di sekitar Sangeang Pulau sekitar pukul 12.00 Wita. Kemudian, saat itu ia bersama 10 orang lainnya menuju ke Desa Sangeang Daratan untuk belanja keperluan memancing, dan berencana mencari ikan di sekitar perairan laut Flores.
“Dari Enam kapal itu, saya hanya menghafal tiga kapal saja, masing-masing kapal Ipin, Segara Harapan dan Sri Dewata,” sebutnya.
Sekitar pukul 15.00 WITA, lanjutnya, setelah berbelanja mereka itu kembali menggunakan sampan. Diperkirakan lima menit sebelum tiba di Sangeang Pulau, awan tebal mulai terlihat dari puncak Gunung. Ia dan rekannya memilih kembali ke dermaga Sangeang Darat untuk menyelamatkan diri. ”Nasib keenam kapal dan kru nya saya kurang tahu, karena kejadiannya tiba-tiba,” akunya.
Hamzah tidak bisa memastikan apakah kapal yang bersandar saat semburan abu vulkanik sudah kembali berlayar atau tidak. “Saya tidak tahu pak, apa mereka sudah keluar dari pulau atau belum,” katanya.
Diakui Hamzah, dirinya bersama 10 kru lain yang kini terdampar di Dermaga Desa Sangeang Darat bingung mencariu tahu keberadaan rekannya yang ada di dalam kapal, sementara abu begitu tebal.
Kendati ia orang Bima, tetapi bukan warga asli Wera. Untuk itu, dia berencana meminta bantuan Pos Pemantau untuk meminjam radio agar bisa menghubungi kru yang ada dikapal.
“Kami hanya ingin memastikan apakah mereka selamat atau tidak. Jika selamat, bisa kembali menjemput kami,” harapnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Tanggap Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Jaharudin mengaku baru mendapatkan informasi tentang cerita itu Sabtu (32/5) pagi. “Hingga saat ini kami belum mengetahui keberadaan 44 nelayan tersebut,” terangnya. Meski demikian, pihaknya tetap berusaha melakukan pencarian.
Informasi terakhir yang diperoleh pihaknya, diduga 44 orang nelayan itu sudah keluar dari Sangeang Api saat semburan abu vulkanik.
*DEDY