Kabar Kota Bima

Sinergi Tangkal Ekstremisme, PROKOHESI Diresmikan di Kota Bima

106
×

Sinergi Tangkal Ekstremisme, PROKOHESI Diresmikan di Kota Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pemerintah Kota Bima bersama The Habibie Center dan Nusa Tenggara Center resmi meluncurkan Program PROKOHESI (Memperkuat Ketahanan Masyarakat dan Mantan Napiter untuk Mencegah Ekstremisme Berkekerasan dan Mempromosikan Kohesi Sosial), Selasa 15 April 2025, di Aula Ruma Dining, Kelurahan Santi, Kota Bima.

Kegiatan hari peluncuran PROKOHESI yang dihadiri Wakil Wali Kota Bima. Foto: Ist

Acara peluncuran dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Johary Efendi dari The Habibie Center sebagai inisiator program, Mayor Okinawa dari Kodim 1608/Bima, Iptu Bambang perwakilan Polres Kota Bima, Unsur Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima, Serta beberapa kepala OPD dan elemen masyarakat.

Peluncuran dilakukan secara simbolis oleh Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam membangun ketahanan sosial yang inklusif dan tahan terhadap paham ekstremisme.

“Program ini adalah ikhtiar kolektif untuk tidak hanya mencegah kekerasan ekstrem, tetapi juga membuka jalan bagi reintegrasi sosial bagi saudara-saudara kita mantan napiter, agar bisa kembali berkarya dan menjadi bagian dari pembangunan Kota Bima yang damai dan bersatu,” ujar Feri.

Program PROKOHESI bertujuan menciptakan ruang dialog, memperkuat nilai-nilai kebersamaan, dan mendorong masyarakat untuk aktif menjaga lingkungannya dari paham kekerasan dan radikalisme.

“Inisiatif ini diharapkan mampu memutus siklus stigmatisasi, serta memberikan kesempatan kedua bagi mantan napiter untuk berkontribusi secara positif,” ujarnya.

Wakil Wali Kota juga menegaskan bahwa kunci keberhasilan program ini terletak pada peran aktif masyarakat. Pemerintah Kota Bima berkomitmen mendukung penuh upaya ini sebagai bagian dari agenda besar menciptakan lingkungan sosial yang lebih adil, harmonis, dan bebas dari pengaruh ideologi kekerasan.

“Kita semua punya tanggung jawab moral. Masyarakat yang kohesif dan inklusif adalah benteng paling kuat melawan segala bentuk ekstremisme dan perpecahan,” pungkasnya.

*Kahaba-01