Kota Bima, Kahaba.- Sejumlah tukang dan mahasiswa yang tergabung dalam Front Peduli Rakyat (FPR), mendatangi kantor BPBD Kota Bima, Rabu (9/10). Mereka mempertanyakan gaji tukang pembangunan rumah relokasi di Kelurahan Jatibaru Timur yang belum selesai dibayar.
Korlap aksi Joe Samudra mengatakan, proses pembangunan rumah relokasi di Jatibaru justru merugikan tukang dan buruh, pasalnya sisa gaji mereka belum diselesaikan.
“Pekerjaan sudah tuntas, tapi gaji tukang justru tidak dibayarkan,” sorotnya.
Suhartono, seorang tukang yang ikut dalam aksi mengungkapkan, pekerjaan rumah relokasi menggunakan sistim borongan. Sementara sisa gaji yang belum dibayarkan sebanyak Rp 3 juta.
“Uang Rp 3 juta itu hasil keringat kami, untuk menghidupi anak isteri,” keluhnya.
Tukang lain, Joni juga mengutarakan, dari hasil kerja pembangunan rumah relokasi, masih terisa Rp 5,3 juta gaji mereka yang belum dibayarkan. Sementara dirinya setiap hari didatangi buruh yang meminta upah.
“Uang dari mana untuk membayar upah mereka,” tanyanya.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Asrarudin menjelaskan, gaji tukang dan buruh tidak ada urusan dengan BPBD. Karena anggaran ditransfer langsung oleh pemerintah pusat ke rekening kelompok masyarakat (Pokmas).
“Tanyanya ke Pokmas, Bukan di BPBD,” sarannya.
Kata dia, yang diketahuinya pada hari Selasa kemarin sudah diselesaikan oleh pengurus Pokmas untuk pembayaran gaji tukang. Bahkan sudah ada kuitansinya.
“Sudah selesai, mungkin yang datang demo ini belum tahu,” jelasnya.
*Kahaba-01