Kota Bima, Kahaba.- Memperingati hari Buruh, BEM STKIP Bima menggelar aksi, Senin (2/5), mendesak Pemerintah Kota Bima untuk menyelesaikan persoalan Marmer yang hingga kini tidak ada kejelasan.
Ketua BEM STKIP Bima, Hairul dalam orasinya mengatakan, masalah tambang Marmer hingga kini tidak mampu diselesaikan oleh Pemerintah, keberadaannya pun tak bisa memberikan keuntungan bagi rakyat dan daerah.
“Masalah Marmer harus diselesaikan, Pemerintah harus mengambil sikap tegas,” sorotnya.
Dia menilai Pemerintah tidak mampu memberikan kontribusi yang konkrit terhadap keberadaan Marmer, sebab hingga hari ini Marmer tidak bisa menunjukan adanya keuntungan yang bisa diperoleh oleh daerah.
“Bahkan kami menilai Pemerintah hanya dapat kerugian dari keberadaan Marmer,” katanya.
Selain persoalan Marmer, massa aksi juga menyorot masalah pendidikan dan meminta agar merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen serta menghentikan pemotongan subsidi pendidikan.
“Pemerintah Kota Bima harus memberikan kontribusi untuk Perguruan Tinggi se-Kota Bima, berikan sekolah gratis dan kuliah murah bagi anak-anak buruh, buruh tani, dan tani miskin,” desaknya.
Orator lain, Azwar Anas dalam orasinya juga mengatakan, pemerinrah harus memperhatikan UMR pada tiap perusahaan yang ada di Kota Bima, karena masih banyak pekerja di Perusahaan menerima gaji dibawah standar UMR dan juga meminta agar sistem outshourching dihapus.
*Deno