Kabupaten Bima, Kahaba.- Nasib para petani di Desa Boke Kecamatan Sape cukup memperihatinkan. Bagaimana tidak, karena jembatan rusak, mereka harus memikul hasil pertanian dengan melewati sungai yang cukup deras.
Menyisiri sungai bukanlah perkara mudah. Karena bisa saja nyawa bisa menjadi taruhan. Apalagi jika harus melewatinya saat musim hujan, maka akan sangat berbahaya.
Pemuda Pemerhati Tani Desa Boke Irfan menyampaikan, jembatan yang biasanya digunakan petani sudah rusak karena dihantam derasnya air saat musim hujan setahun yang lalu. Karena jembatan tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah, petani terpaksa memikul hasil pertanian di bawah sungai. Sementara sungai jika saat musim hujan, airnya sangat deras.
“Mau tidak mau, para petani harus melewati sungai untuk memikul hasil panen, dan itu akan mengancam nyawa petani,” ujarnya, Minggu (30/12).
Kata Irfan, pemerintah Kabupaten Bima tidak punya niat baik untuk mengurus kebutuhan rakyat tani. Perbaikan jembatan tersebut sangat penting untuk kebutuhan akses. Sebab jembatan itu satu-satunya jalur yang mempermudah petani mengurus hasil pertanian.
“Apalagi jarak antara desa dan lahan pertanian sangat jauh,” ungkapnya.
Setiap hari sambung Irfan, para petani hanya mampu membawa pulang satu kuintal hasil pertanian. Karena jika dibawa lebih banyak, petani tidak begitu sanggup.
Untuk itu, ia berharap, pemerintah memperhatikan dan membangun jalan ekonomi pertanian dan memperbaiki jembatan bagi petani di Desa Boke.
“Besar harapan kami, kasihan para petani di Boke,” tuturnya.
*Kahaba-05