Kabupaten Bima, Kahaba.- Kartu para Kelompok Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Campa Kecamatan Madapangga dipegang oleh oknum pemilik BRILink yang ada di desa setempat. Padahal, hal tersebut tidak dibenarkan oleh aturan.
Salah seorang KPM PKH Desa Campa Nurhaidah mengatakan, sudah lama sekali kartu mereka dipegang oleh pemilik Brilink. Sehingga saat pencairan PKH mereka tidak tahu berapa jumlah uang yang harus mereka terima. Tapi langsung diberikan oleh pemilik Brilink.
“Sekarang sudah kami pegang sendiri. Karena kami serentak minta kemarin,” ujarnya, Sabtu (28/11).
Awalnya kata dia, pihaknya hendak melakukan print buku rekening di BRI Bolo. Tapi pihak bank menyankan kartu tersebut. Bank juga menekankan kepada mereka agar meminta kartu tersebut pada pihak Brilink. Karena tidak dibenarkan orang lain pegang kecuali oleh KPM sendiri.
“Saat itu pihak Bank tegas kepada kami, kalau harus ambil kartunya,” katanya.
Ia membeberkan, kejadian tersebut tidak hanya dialami oleh dirinya. Namun, juga dirasakan oleh semua KPM PKH yang ada di desa setempat.
“Kartu kami semua dipegang oleh yang punya BRILInk,” tuturnya.
Kendati sudah ada perintah dari pihak Bank, oknum pemilik BRILink tersebut tetap belum mau memberikan kartu para KPM, dan menanyakan mengapa mesti ambil kartu.
“Dia belum kasih langsung. Dia tanya kami kenapa ngotot minta kartu,” terangnya.
Ia mengungkapkan, setiap 3 bulan pencairan uang yang ia terima tidak sama. Kadang Rp 800 ribu, juga kadang Rp 500 ribu saja.
“Sekarang sudah terima per bulan. Kami terima kadang Rp 200 ribu juga kadang Rp 100 ribu saja,” sebutnya.
KPM lain Sumarni juga mengungkapkan hal yang sama. Bahwa, kartu miliknya juga dipegang pihak BRILink sejak 2 tahun lalu.
“Iya, kartu saya juga dipegang. Tapi sekarang sudah kami ambil,” terangnya.
Ia membeberkan, jumlah uang dalam setiap kali pencairan yang ia terima dari Brilink itu berubah-ubah. Kadang Rp 200 ribu dan kadang Rp 300 ribu.
“Nggak sama sih. Setiap kali pencairan berubah-beubah,” ungkapnya.
Sementara itu pemilik Brilink Desa Campa Sri yang dikonfirmasi mengakui jika sebelum ini pihaknya memegang kartu para KPM. Hal itu dilakukan untuk mempermudah KPM mengingat di desa setempat jaringan internet sulit.
“Agar mudah, kartu dikumpulkan lalu dilakukan transaksi sekaligus,” ujarnya.
Namun dia membantah jika ia dituding memotong uang para KPM. Sebab, semua yang menjadi hak mereka telah langsung diberikan kepada para PKM.
“Tidak benar kalau saya lakukan pemotongan,” bantahnya.
*Kahaba-10