Kota Bima, Kahaba.- Kesulitan air bersih tidak hanya dialami warga rumah relokasi di lingkungan Kadole, tapi juga dirasakan oleh warga rumah relokasi tahap pertama di Kelurahan Oi Fo’o. Bak penampung air yang sudah dibangun tahun lalu pun kini dalam kondisi terlantar dan tidak pernah diisi air. (Baca. Warga Rumah Relokasi Kesulitan Air Bersih, Pilih Pulang Daripada Hidup Merana)
Kondisi hidup warga di sana memang belum sepenuhnya baik. Pasalnya, untuk mencukupi kebutuhan sehari – sehari seperti air bersih saja, masih sangat sulit didapatkan. Ratusan rumah yang terbangun, masih banyak yang belum ditempati.
Menurut Herman, warga Kelurahan Dodu yang sudah hampir 2 tahun menempati rumah relokasi tahap pertama di Kelurahan Oi Fo’o mengungkapkan ketidaknyamanannya menempati pemukiman yang disedian pemerintah tersebut.
“Bagiamana mau nyaman pak, kita hidup tidak ada air. Sehari – hari harus ambil di depan sana,” ungkapnya.
Tahun 2020 kata dia, untuk mencukupi kebutuhan warga, bak penampung air dibangun. Tapi setelah selesai dibangun, justru tidak pernah ada air. Maka tidak heran, banyak warga yang sudah pindah ke rumah relokasi, memilih kembali pulang karena tidak mau hidup sengsara di sini.
“Ada yang memilih pindah lagi, buat apa hidup sengsara di rumah ini kalau tidak ada air,” katanya.
Dari tahun kemarin sambungnya, ia sudah memiliki rencana pindah lagi ke rumah asal di Kelurahan Dodu. Karena jika terus seperti ini, tidak mungkin bertahan. Ia pun kembali berpikir, jika rumah ini ditinggalkan, tidak sedikit uang yang dikeluarkan untuk membenahi bangunannya.
Menurut Herman, urusan membangun rumah ini seperti sedang bermain – main. Tidak ada keseriusan pemerintah setelah mengajak masyarakat agar pindah ke rumah relokasi. Dilihat dari kualitas bangunannya pun, masih banyak yang tidak layak seperti bangunan rumah kebanyakan.
“Iya urusan ini seperti main-main. Bongkar saja rumah ini, karena banyak juga yang tidak berfungsi. Tinggal di sini bikin makan hati saja,” kesalnya.
Sementara di blok lain, warga Kelurahan Oi Mbo, Rahmah mengeluhkan tidak adanya air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari. Hanya untuk mandi saja, dirinya harus pulang ke rumah awal.
“Berhari-hari tidak mandi kami pak, kalau mau mandi turun ke rumah di Oi Mbo,” terangnya.
Rahmah juga mengaku banyak warga yang pulang karena tidak tahan tinggal di rumah yang tidak punya air. Ditambah lagi saat hujan, rumah banyak yang bocor.
“Gimana tidak bocor pak, kebanyak seng dipakai bekas tapi dicat ulang,” tambahnya.
*Kahaba-01