Kabupaten Bima, Kahaba.- Dinas Peternakan Kabupaten Bima bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Rabu (17/4) menggelar sosialisasi pengendalian penyakit flu burung (Avian Influenza/AI) di aula SMPN 1 Soromandi Desa Bajo Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.
Kegiatan yang diikuti oleh kepala-kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader posyandu yang ada di Kecamatan Soromandi dilakukan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah penyakit yang menular dan mematikan ini. Seperti yang dijelaskan oleh Dinas Peternakan Provinsi NTB, melalui Kasi PKH dan POH, drh. Bima Priyatmaka, penyakit flu burung merupakan jenis penyakit yang tidak saja menular antar sesama unggas tetapi juga bisa menular kepada manusia.
Untuk itu, masyarakat harus hati-hati terhadap penyakit tersebut, dan segera melapor kepada aparat desa atau petugas peternakan jika menemukan unggas yang dipelihara tiba-tiba mati, muka, jengger dan otot dada berwarna kebiruan, kepala bengkak dan jeluar lendir dari mulut dan hidung”.
Masyarakat juga diminta agar hati-hati terhadap keluar masuknya unggas dari daerah lain karena sebelum ini NTB terbebas dari flu burung. “Pada prinsipnya NTB melarang masuknya unggas dari daerah lain untuk menghindari menyebarnya penyakit seperti halnya flu burung” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Bimo mencontohkan, mewabahnya penyakit flu burung setahun lalu di Kabupaten Bima yang menyebabkan kematian ayam 24.428 ekor dengan kerugian ditaksir senilai Rp 370 juta.
Penyakit flu burung termasuk dalam daftar A penyakit yang perlu diwaspadai karena angka kematian cukup tinggi dan menyebar cepat dan luas meliputi batas antar Negara dan benua serta bersifat zoonosis dan potensial menyebabkan pandemic pada manusia. Penyakit ini juga tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi dan perlakuan khusus apabila melakukan kontak dengan hewan unggas. “Jika terjadi kematian pada beberapa ekor ayam, sebaiknya dilalakukan depopulasi atau pemusnahan terhadap ayam lainnya dalam radius tertentu untuk menghindari menyebarnya virus,” terang Bima.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bima, Ir. Baharuddin mengatakan dilakukannya sosialisasi pencegahan penyakit flu burung di Desa Bajo Kecamatan Soromandi dikarenakan tahun lalu wilayah ini merupakan lokasi pertama yang terjangkit virus flu burung. Baharudin berharap agar peserta sosialisasi bisa menginformasikan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat lain agar bisa mencegah munculnya kasus serupa. Ia menghimbau agar segera melapor pada petugas peternakan Kecamatan jika ada ternak unggas yang mati mendadak.
Dirinya menjelaskan lebih dari 120 orang Indonesia telah tertular dan lebih dari 10 orang diantaranya meninggal dunia. Mereka beresiko tertular yang memiliki kontak langsung dengan unggas tertular, sakit atau mati. Untuk melindungi diri, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air terutama sebelum dan setelah menangani unggas dan produk unggas.
Untuk mengantisipasi penularan virus, cara lainnya adalah jangan menyembelih, memakan atau menjual unggas sakit dan selalu melaporkan dan mengubur unggas yang mati karena sakit. Soal konsumsi unggas, disarankan agar masyarakat memakan unggas yang dimasak hingga matang. Jangan memakan atau meminum darah unggas, serta tidak membeli unggas atau produknya dari daerah tertular dimana terjadi kematian unggas yang tinggi”. Kata Baharudin [BQ*]