Kabar Kota Bima

Atasi Krisis Air Bersih, FPRB Mbojo Matenggo Sosialisasi Pemanfaatan Air Hujan di MIS Sambinae

1086
×

Atasi Krisis Air Bersih, FPRB Mbojo Matenggo Sosialisasi Pemanfaatan Air Hujan di MIS Sambinae

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba. – Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Mbojo Matenggo yang terbentuk sejak tahun 2013 kembali menggelar kegiatan sosialisasi pemanfaatan air hujan di MIS Sambinae, Senin 29 Januari 2024.

Atasi Krisis Air Bersih, FPRB Mbojo Matenggo Sosialisasi Pemanfaatan Air Hujan di MIS Sambinae - Kabar Harian Bima
Sosialisasi pemanfaatan air hujan di MIN Sambinae yang dihelat FPRB Mbojo Matenggo. Foto: Bin

Menurut Anwar Arman, Ketua Harian FPRB Mbojo Matenggo Kota Bima, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mitigasi terhadap kekurangan air yang kerap melanda Kota Bima.

Atasi Krisis Air Bersih, FPRB Mbojo Matenggo Sosialisasi Pemanfaatan Air Hujan di MIS Sambinae - Kabar Harian Bima

Dijelaskannya, FPRB sebagai mitra Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima juga fokus menyampaikan pemahaman dan penanganan berbagai bencana yang mungkin terjadi.

“Salah satu musibah terbesar yang pernah menimpa Kota Bima adalah banjir pada tahun 2016. Namun, berkat peran FPRB, pemerintah kini dapat lebih efektif dalam menanggulangi dan meminimalisir dampak bencana banjir,” katanya.

Anwar Arman juga menegaskan bahwa meskipun bencana tidak dapat dihindari, mitigasi dan antisipasi tetap dapat dilakukan. FPRB tidak hanya berfokus pada banjir, melainkan juga melakukan simulasi bencana gempa bumi.

“Dalam upaya menyelamatkan lebih banyak korban, FPRB memberikan informasi mengenai cara-cara evakuasi cepat yang dapat dilakukan oleh masyarakat,” terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala BPBD Kota Bima Gufran menyampaikan keprihatinannya terhadap wilayah Kota Bima yang rawan terhadap berbagai bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun ulah manusia.

“Faktor-faktor seperti banjir, gempa bumi, dan angin puting beliung menjadi ancaman yang harus dihadapi secara serius,” tuturnya.

Gufran juga mencatat bahwa banjir seringkali terjadi karena pembabatan hutan oleh warga, yang kini sulit untuk disalahkan mengingat kebutuhan hidup mereka.

Di samping itu, kekeringan juga menjadi masalah serius di Kota Bima, dengan 15 kelurahan yang dilanda krisis air. BPBD terus berupaya mendistribusikan air bersih kepada 17 ribu warga yang terdampak.

Dalam konteks ini tambah Gufran, sosialisasi pemanfaatan air hujan oleh FPRB diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi krisis air bersih yang melanda warga Kota Bima.

“Harapan besar adalah agar upaya ini dapat memberikan dampak positif dan membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Kota Bima,” tambahnya.

*Kahaba-01