Kota Bima, Kahaba.- Banjir yang menggenangi rumah warga di Kelurahan Paruga akibat hujan deras di Kota Bima dan sekitarnya pekan kemarin, merendam puluhan rumah warga. Tak sedikit pula kerugian yang dialami oleh warga yang terdampak.
Yang dirasakan warga setempat justru dianggap bukan banjir oleh Kepala BPBD Kota Bima H Sarafuddin. Menurut dia, yang terjadi di Kelurahan Paruga pekan kemarin itu bukan banjir, apalagi banjir bandang. Tetapi luapan air sungai di tempat-tempat tertentu.
“Di Paruga itu bukan banjir dan belum bisa dikatakan bencana. Kalau tahun 2016 itu baru bencana, lumpuh semua, dan pemerintah mengeluarkan pernyataan bencana,” jelasnya.
Menurut dia, dikatakan banjir apabila terjadi genangan dalam waktu yang lama, kemudian tinggi dan luas. Namun yang dialami oleh warga Paruga tersebut, belum dikatakan banjir dan bencana.
Disinggung mengenai Early Warning System (EWS) yang dipasang di wilayah timur untuk mendeteksi banjir, apakah berfungsi atau tidak? Sarafuddin mengakui, EWS semacam CCTV yang dipasang untuk melihat dan memantau kondisi di air. Dua alat tersebut telah dipasang tahun 2018 lalu di DAM Lampe dan DAM Ntobo.
“Kondisinya pekan kemarin itu di DAM Lampe air belum melampaui DAM. Jadi belum ada pemberitahuan manual secara dini untuk warga,” katanya.
Kendati demikian, melihat kondisi DAM tersebut pihaknya dibantu TSBK mengirimkan foto kondisi permukaan air setiap 5 menit. Kemudian dikabarkan kepada warga.
“Untuk di Paruga tersebut, kita kabarkan kepada warga untuk bisa segera evakuasi, karena air akan meluap dengan menambrak pintu air,” bebernya.
*Kahaba-01