Kota Bima, Kahaba.-Edisi perdana Kahaba ‘versi cetak’ yang di launching tanggal 1 Agustus 2013 langsung mengikat 200 lebih pelanggan. Kehadirannya pun disambut beragam masyarakat. Berita Kahaba cetak dalam suguhan ‘Future” yang di sajikan redaksi melahirkan reaksi pembaca yang langsung menghubungi pihak redaksi.
Sebelumnya, setahun lebih website berita kahaba.net (Kabar Harian Bima) hadir menyapa pembaca secara online (internet, red), dengan penyajian berita berkarakter straight news dan berusaha mengedepankan update berita.
Di Media Kahaba versi cetak pengupasan berita lebih di tinjau pada sisi investigasi berita yang mampu menguak fakta secara lebih dalam terhadap objek berita. Dan menurut Pimpinan Umum Kahaba, Agus Mawardy, Surat Kabar Mingguan Kahaba hadir di tengah-tengah masyarakat bukan menjadi Kompetitor bagi media yang tengah eksis di Bima. “Kahaba dihadirkan sebagai warna tambahan untuk memperkaya khazanah bahan bacaan bagi masyarakat,” ujarnya.
Salah seorang pelanggan Kahaba, H. Zaidun, warga kelurahan Pane Kota Bima menyambut hangat kehadiran Kahaba dan menyatakan dirinya akan menjadi pelanggan setia. Namun, dirinya berpesan agar pemberitaan yang mengupas sisi investigasi harus lebih memperkaya sumber demi keseimbangan berita. “Kemasan berita Kahaba cukup apik di baca. Walaupun masih banyak kekurangan, untuk ukuran cetak perdana dan kedua,” ucap mantan Kadis Dishubkominfo Kabupaten Bima itu.
Tanggapan lainnya pun muncul dari salah seorang wakil rakyat Kota Bima, menurutnya, berita Kahaba tidak boleh langsung menjustifikasi obyek berita tanpa mengkonfirmasi lebih awal kepada pihak yang terkait dengan pemberitaan tersebut. “Seandainya tidak sempat dikonfirmasi, pada edisi selanjutnya harus disediakan ruang untuk hak jawab demi keseimbangan pemberitaan,” ungkapnya.
Sedangkan menurut Wahyudin, warga Santi mengungkapkan, ‘cadasnya’ judul dan keberanian redaksi mengungkap sebuah pemberitaan, harus dilengkapi dengan data yang akurat. Selain itu, model kritis sebuah media juga perlu dipertahankan. “Jangan sampai dengan menggunakan media massa, lalu mencari nilai tawar terhadap pemerintah dan ‘bermain’ di balik kasus yang ada. Walaupun media saat ini berwujud perusahaan dan ada kepentingan ekonominya, jangan sampai ‘tergoda’. Bagaimana pun juga media harus bersikap profesional ” tandasnya. [BM/BQ]