Kota Bima, Kahaba.- Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Mbojo Matenggo Kota Bima bersama LP2DER menggelar rapat dalam rangka menyusun rencana aksi Perwali tentang pemanfaatan dan pengelolaan air hujan, di Kantor BPBD Kota Bima, Rabu (7/12).
Ketua Umum FPRB Mbojo Matenggo Kota Bima Syamsurih menjelaskan, rapat ini dalam rangka menindaklanjuti seminar panen air hujan yang digelar beberapa waktu lalu.
Ini bagian dari rencana aksi FPBR bekerjasama dengan LP2Der. Di antaranya rencana tindaklanjut yang urgent untuk dilaksanakan dalam waktu dekat ini yaitu pembahasan tentang inisiasi Perwali tentang pemanfaatan dan pengelolaan air hujan.
“Pada pertemuan ini juga dibahas rencana menjaring keterlibatan dunia usaha dalam pengelolaan dan pemanfaatan air hujan, ini juga bagian rencana aksi yang akan segera kami lakukan,” ujarnya.
Menurut pria yang juga Pimpinan DPRD Kota Bima itu, selama ini kegiatan panen air hujan hanya dilakukan oleh pemerintah. Selanjutnya pada tahun 2020 – 2021, FPRB ambil bagian untuk membuat percontohan di SDN 01 Melayu Kota Bima dan MTsN Padolo.
“Tidak hanya itu, kemudian melalui program ICDRC LP2Der melakukan pemasangan alat panen air hujan di 3 titik Kelurahan Lelamase,” ungkapnya.
Selanjutnya BPBD pada setiap tahun juga melakukan kegiatan yang sama dibeberapa tempat yang memang sangat kesulitan air baku, seperti di Kelurahan Tanjung dan lainnya.
Syamsurih memaparkan, menyusun rencana aksi sebagai salah satu acuan dalam pengembangan dan peningkatan kesadaran bersama seluruh pihak dalam penanggulangan bencana. Rencana aksi yang akan dilakukan FPRB dan LP2Der membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan lain yaitu pemerintahan, swasta dan BUMN,
Ia menambahkan, setelah Perwali selesai, maka rencana aksi lainnya yakni FPRB dan LP2DER akan mendatangi para pemangku kepentingan dimaksud, untuk diajak bersama sama memasifkan dan menyebarluaskan informasi serta dapat di replikasikan untuk peralatan panen air hujan sebagai bagian dari kontribusi dan komitmen bersama dalam mitigasi bencana.
Pembuatan alat panen air hujan ini tidak memerlukan investasi yg besar namun dapat menghasilkan keuntungan yang besar ditengah iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini.
“Mari bersama menjadi bagian dalam upaya pengurangan risiko bencana di tanah kita tercinta,” ajaknya.
*Kahaba-01