Nasional

Gempa di Lotim dan KLU, Data BNPB 14 Meninggal Dunia, 162 Luka-Luka 

285
×

Gempa di Lotim dan KLU, Data BNPB 14 Meninggal Dunia, 162 Luka-Luka 

Sebarkan artikel ini

Lotim, Kahaba.- Pasca gempa bumi dengan kekuatan 6,4 SR mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa Minggu (29/7) pukul 05.47 WIB masih diikuti dengan gempa susulan. Hingga pukul 14.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 124 kali gempa susulan. Gempanya dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami.

Gempa di Lotim dan KLU, Data BNPB 14 Meninggal Dunia, 162 Luka-Luka  - Kabar Harian Bima
Korban luka-luka akibat gempa dievakuasi di luar ruangan. Foto: Ist

Berdasarkan laporan BPBD Provinsi NTB, tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka-luka dan ribuan unit rumah rusak. Dampak terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur.

Gempa di Lotim dan KLU, Data BNPB 14 Meninggal Dunia, 162 Luka-Luka  - Kabar Harian Bima

Di Kabupaten Lombok Timur terdapat 10 orang meninggal dunia yaitu Isma Wida (30) warga negara Malaysia, Ina Marah (60), Ina Rumenah (58), Aditatul Aini (27), Herniwati (30), Ina Hikmah (60), Fatin (80), Egi (17), Wisnu (8), dan  Hajratul (8).

“Sebanyak 67 orang luka berat dan ratusan jiwa luka sedang dan luka ringan. Kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Pendataan masih dilakukan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya.

Di Kabupaten Lombok Utara terdapat 4 orang  meninggal dunia yaitu Juniarto (8), Rusdin (34), Sandi (20), dan Nutranep (13). Sebanyak  38 jiwa luka berat yaitu 12 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, 1 orang di RSUD Tanjung, dan 10 orang di Puskesmas Anyar. Data sementara kerusakan rumah  terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan. Sebanyak 6.237 KK terdampak gempa.

“Beberapa laporan kerusakan rumah juga terdapat di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kota Mataram. Pendataan masih dilakukan oleh BPBD,” katanya.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, tandu, peralatan kesehatan, kids ware dan makanan siap saji. BPBD dan beberapa instansi lain telah menyalurkan bantuan permakanan, air mineral, tenda pengungsi, makanan lauk pauk, makanan tambahan gizi dan lainnya. Mobilisasi peralatan dan logistik terus dilakukan. BNPB terus mendampingi BPBD dan mengirimkan bantuan yang diperlukan. Logistik dan peralatan yang ada di gudang BPBD disalurkan untuk membantu korban.

Kata Sutopo, secara umum infrastruktur seperti komunikasi, jalan, listrik dan lainnya masih baik. Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan kondisi layanan telekomunikasi di kawasan terdampak khususnya di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun da Kecamatan Bayan, operator Telkomsel dan XL Axiata melaporkan layanan komunikasi  seluler tetap dapat digunakan.

“Sementara jaringan Indosat dan H3I tidak dapat digunakan akibat padamnya lairan listrik. PLN masih melakukan perbaikan,” ucapnya.

Untuk evakuasi pendaki yang berada di Gunung Rinjani sambungnya, masih dilakukan oleh petugas. Berdasarkan data dari  Balai Taman nasional Gunung Rinjani (BTNGR), jumlah pendaki ke Gunung Rinjani tercatat 826 jiwa, baik wisatawan asing dan nusantara. Laporan dari BTNGR Resor Senaru sebanyak 115 orang wisatawan asing sudah turun di Senaru Kabupaten Lombok Utara. Proses evakuasi pendaki masih dilakukan oleh petugas BTNGR, Kantor SAR Mataram, Brimob Polri NTB dan relawan.

*Kahaba-01