Kota Bima, Kahaba.- Ternyata ibu Bunga yang belum dapat dibeberkan identitasnya, asal Kecamatan Wawo, sudah lama mengintai gerak gerik suaminya U (43). Setelah menikahinya secara sirih. Kedekatan suami dan puterinya yang diluar akal sehat tersebut oleh ibunya “ditangkap” menggunakan data pesan singkat (SMS). Bagaimana ceritanya? (Baca. Bejat, Ayah Tiri Tega “Gituin” Anaknya)
KBO Polres Bima Kota, IPDA Wongso menceritakan dugaan cara jitu seorang ibu yang mencurigai gerak gerik suaminya itu. Oleh ibu Bunga memanfaatkan SMS. Ibu Bunga diduga menggunakan nomor ganda atau menggunakan nomor paralel dengan nomor kontak anaknya. (Baca. Ternyata Ayah Tiri itu Pernah “Gituin” Bunga di Kandang Ayam)
Berawal dari beberapa kali ada ungkapan dugaan “ancaman” dari suaminya yang ditujukan kepada puterinya melalui pesan singkat. Ancaman disertai dugaan bujukan itu membuat seorang ibu terpanggil untuk merekam jejak melalui jarak jauh “kalimat-kalimat sakti” suaminya tersebut, tanpa diketahui puterinya.
Bahkan disimpannya rahasia itu, sampai mengetahui secara pasti tindakan bejat oknum PNS Kabupaten Dompu yang menikahi dirinya secara sirih tersebut. Tibalah waktu, setelah terakhir diketahui, benar adanya dari pengakuan puterinya, pernah “digituin” suaminya beberapa kali.
“Istrinya sudah merekam data pesan singkat (SMS) suaminya yang ditujukan kepada puterinya itu,” ungkapnya di Kantor, Jumat (16/6).
Entah dengan tehnik apa lanjut Wongso, ibu Bunga mengetahui percakapan suaminya yang ditujukan kepada anaknya, sampai juga ke nomor pribadinya. Sehingga karena jengkel membaca kalimat sakti suaminya, ibu bunga menjadikan data tersebut sebagai barang-bukti tingkah aneh suaminya.
Awalnya, ibu itu tidak sampai kepikiran jika puteri belianya itu sudah “digituin” suaminya. Ia baru mendapatkan pesan singkat yang ditujukan kepada anaknya itu beberapa hari terkahir, setelah mencurigai tingkah suaminya terhadap anaknya diluar batas kewajaran, saat bertandang di rumah.
“Dari pengakuan korban, ayah tirinya membelikan handphone. Lantas, melalui handphone itu, diduga oknum itu membujuk dan mengancam agar hasratnya terlampiaskan,” duganya mengutip keterangan korban.
Cikal bakal pembelian Handphone inilah sambung Wongso, petaka mulai terjadi antara korban dan ayah tirinya. Sehingga ibu si Bunga menggali lebih jauh data perilaku suaminya melalui handphone anaknya itu. Kemudian mendapatkan pengakuan anaknya pernah “digituin” dari rumah kosong nenek korban hingga ke kandang ayam samping rumah nenek korban.
“Ini yang dapat kami gali sementara dari pengakuan ibu korban,” pungkas Wongso.
*Kahaba-09