Kabar Bima

Kanker Gerogoti Kepala Amir, Pedagang di Amahami ini Belum Dapat Perhatian Pemkot Bima

428
×

Kanker Gerogoti Kepala Amir, Pedagang di Amahami ini Belum Dapat Perhatian Pemkot Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Amir Kusuma, begitu nama lengkap pria yang dulu sehari-hari menjual kelapa di Pasar Amahami itu. Kini, Amir hanya menanti kesembuhan dari derita dan sakit akibat tumor ganas yang menggerogoti kepala bagian belakang.

Kanker Gerogoti Kepala Amir, Pedagang di Amahami ini Belum Dapat Perhatian Pemkot Bima - Kabar Harian Bima
Tumor gerogoti kepala Amir Kusuma. Foto: Ist

Saat ditemui media ini di rumahnya di RT 17 RW 06 Lingkungan Sarata Kelurahan Paruga, Kamis malam (23/7), bapak 5 anak ini sedang berbaring di kamar tidurnya seluas 3×4 meter. Ditemani anak, istri dan kerabatnya, Amir berusaha bangun dari tempat tidur dan melempar senyum getir yang masih tersisa di bibirnya.

Suami Ratnah itu pun mulai bercerita tentang keadaan yang mengharuskannya untuk tidak lagi mencari rupiah agar bisa menghidupi istri dan anak-anaknya. Sekitar 2014 lalu, benjolan muncul di bagian kepalanya. Karena semakin besar dan sakit, ia pun memeriksa ke RSUD Bima dan divonis bahwa benjolan bagian belakang kepala tersebut merupakan Tumor Jinak. Hari berlalu, keputusan operasi pun dilakukan.

“Operasi pertama tahun 2016 lalu, benjolan hilang tapi tumbuh lagi dan jumlahnya lebih dari satu,” ungkap Amir.

Setahun kemudian, tepatnya tahun 2017 saat kembali memeriksa di RSUD Bima, dokter menyarankan untuk operasi di RS Sanglah Bali. Sempat sembuh, tapi kembali muncul di tahun 2018 sampai sekarang.

Kanker Gerogoti Kepala Amir, Pedagang di Amahami ini Belum Dapat Perhatian Pemkot Bima - Kabar Harian Bima
Amir Kusuma yang menderita tumor di kepala bagian belakang. Foto: Bin

“Jumlah tumor bertambah jadi 3. Semakin membesar dan sakit. Setiap hari darah dari tumor mengucur keluar,” terangnya.

Selama berobat, diakuinya semua telah dilakukan, termasuk menempuh cara tradisional. Tapi tetap tidak ada tanda – tanda tumor akan pergi.

Pun tidak ada lagi harta yang tersisa karena sudah dipakai untuk berobat. Kendati ada BPJS, tapi tetap harus membeli obat di luar tanggungan BPJS.

Amir juga mengakui, selama dirinya sakit, belum ada perhatian dari pemerintah. Tidak saja dari Pemerintah Kota Bima, pun dari Pemerintah Kelurahan Paruga, belum kunjung didapat.

“Tidak tahu juga saya kenapa belum dapat bantuan dan perhatian dari pemerintah,” ucapnya lirih.

Pria berusia 49 tahun tersebut mengutarakan, meski tetap bisa makan dan minum, tapi rasa perih ini sulit untuk ditahan. Ia hanya bisa mengerang apabila sakit muncul dan menghujam bagian kepala. Seluruh badan pun lalu berselimut rasa sakit.

Di tengah kondisi ini, tentu Amir membutuhkan uluran tangan semua pihak. Lebih-lebih dari pemerintah yang memiliki kuasa dan kewenangan. Tidak saja bisa sedikit meringankan beban ini, juga setidaknya bisa memberi secercah harapan untuk Amir agar segera menjemput kesembuhan.

*Kahaba-01