Kota Bima, Kahaba.- Sehari setelah ditangkapnya drg. YA dan Ridho oleh Densus 88 Mabes Polri, Istri drg. YA, drg. Dwi Endah S, akhirnya membuka diri kepada media. Wanita yang sering disapa Endah ini, membantah keras keterlibatan suaminya dalam jaringan terorisme seperti yang diduga pihak kepolisian maupun masyarakat. Ia pun berencana melaporkan hal ini kepada Tim Pembela Muslim (TPM), di Jakarta.
Setelah ditunggu seharian oleh awak media di depan rumahnya di lingkungan Kelurahan Pane, Endah mulai bercerita mengenai kejadian penangkapan suaminya. Sosok wanita paruh baya yang kebiasaannya mengenakan penutup wajah (cadar, red) itu, mengaku kaget dengan kejadian penangkapan suaminya, yang didengarnya dari warga sekitar rumahnya.
“Saya sangat shock dan kaget atas kejadian penangkapan terhadap suami Saya, apalagi keterlibatannya dalam jaringan kasus terorisme. Dan saya mengetahui ini, tidak secara langsung namun dari informasi warga sekitar,” keluhnya.
Kejadian penangkapan drg. YA bersama rekannya Ridho (sebelumnya diberitakan berinisial KD) usai sholat Ashar kemarin, (13/4), hingga saat ini, pihak keluarga belum mengetahui secara persis dimana dan bagaimana keadaan suaminya.
“Saya tidak tahu sampai saat ini dimana suami saya dan bagaimana keadaannya,” terang Endah.
Endah pun membantah keras keterlibatan suaminya. Ia menegaskan tidak mungkin suaminya terlibat jaringan terorisme. Karena selama kehidupan mereka tidak pernah terlibat dalam kelompok apapun. Ia mengakui kehidupan rumah tangganya tak jauh berbeda dengan kehidupan rumah tangga orang lain. Seperti kehidupan rumah tangga normal lainnya, suaminya tiap hari membuka praktek. Profesinya sebagai dokter gigi, adalah satu-satunya sumber penghasilan bagi keluarganya.
“Suami saya selalu dirumah dan tak pernah terlibat dengan kelompok apapun. Pagi hari membuka praktek hingga sore, dan dilanjutkan hingga malam hari. Kalaupun ada kesibukan di luar rumah, palingan mengantarkan anak Kami ke sekolah,” ujar Endah meyakinkan.
Salah seorang terduga teroris yang ikut tertangkap bersama drg. YA, yang awalnya beredar nama dengan inisial KD adalah teman drg. YA yang telah tiga minggu berada di Kota Bima. Lewat penuturan Endah di hadapan para crew media, rekan suaminya yang ikut tertangkap adalah pria asal Jakarta. Bukan seorang Dokter–sebagaimana informasi yang beredar. Dia biasa di panggil, Ridho, dan bekerja di bagian administrasi dalam membantu pekerjaan suami saya.
Rasa Iba ketika mendengar penjelasan kata demi kata yang keluar di balik cadar Ibu lima orang anak ini. Endah dan suaminya sama-sama berprofesi sebagai dokter gigi di Bima. Suaminya memilih mengundurkan diri dari PNS di Pemerintah Kota Bima. Jauh dari sanak saudara, karena mereka berasal dari Pulau Jawa.
“Tak ada kerabat dan keluarga dekat Kami di Bima,” ujar Endah.
Untuk mengetahui keadaan suaminya, Endah sudah menghubungi Pengacara Tim Pembela Muslim (TPM), di Jakarta.
“Tersangka teroris biasanya dibawa ke Jakara, dan Saya akan menghubungi pengacara TPM untuk meminta bantuan sekaligus untuk mengkawal proses hukum suami saya. Suami Saya tidak terlibat jaringan terorisme,” ujar Endah menegaskan. [BS]