Kabar Bima

Mengaku Buser, Empat Wanita Dihipnotis

361
×

Mengaku Buser, Empat Wanita Dihipnotis

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Penumpang angkutan umum khususnya wanita patut meningkatkan kewaspadaan, pasalnya Jum’at (7/12/2012) aksi kejahatan dengan cara hipnotis diketahui beraksi di dalam angkutan umum di Kota Bima.

Mengaku Buser, Empat Wanita Dihipnotis - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Korbannya kali ini adalah empat orang wanita sekaligus. Pada saat para korban melakukan perjalanan dari Kecamatan Sanggar menuju Kota Bima, mereka terpaksa merelakan empat unit telepon genggam (HP) miliknya raib digondol seorang lelaki yang mengaku anggota Buru Sergap (buser) Narkoba Polres Bima-Kota.

 Salah satu korban, Dahlia (23) yang ditemui di kediaman kerabatnya di Lingkungan Mande I Kelurahan Mande menceritakan, ia bersama tiga rekannya yang lain dari Desa Piong berencana melakukan perjalanan ke Kota Bima untuk sekedar jalan-jalan sambil menjenguk kerabatnya.

Pada saat para korban menumpang salah satu bis jurusan Sanggar-Bima, mereka berkenalan dengan seorang lelaki yang dalam perjalanan itu menceritakan bahwa dirinya adalah salah seorang anggota polisi bertugas dibagian Buser Sat Narkoba Polres Bima-Kota.  Pelaku mengaku, dirinya datang ke Sanggar untuk menyelidiki kasus narkoba dan kebetulan mengejar para pelaku curanmor.

Lanjut Dahlia, dirinya bersama rekannya duduk berdekatan dalam satu tempat duduk pada awalnya sedikitpun tidak menaruh curiga kepada pelaku yang mengaku berasal dari Kelurahan Penanae itu. “Memang dari perawakan dan penampilan pelaku sangat mirip seperti seorang polisi. Ciri-ciri pelaku agak pendek, rambut cepak seperti seorang polisi, kulit hitam manis,” ceritanya.

Dari terminal Dara, Dahlia dan teman-temannya kemudian bersama pelaku menumpang benhur. Dalam perjalanan menggunakan angkutan benhur itulah pelaku kemudian meminta telepon genggam para korban. Anehnya, Dahlia begitupun dengan tiga rekannya sama-sama memberikan HP tanpa ada pertanyaan sedikitpun. ”Seolah tidak sadar, kita tidak menolak, ya kita kasih saja,” ujarnya.

Dahlia mengungkapkan, mereka baru tersadar kehilangan perangkat komunikasi itu sesaat setelah pelaku turun dari benhur di depan kantor Satuan Narkoba di daerah Gunung Dua.”Iya kita tahu dia turun di sana, tapi kita tidak berkomentar padahal HP kami telah diambil,” pungkasnya.

Untungnya, hanya telepon genggam yang diambil pelaku, sementara uang dan barang berharga lainnya berhasil mereka selamatkan.

Walaupun telah menjadi korban penipuan hipnotis, para korban enggan melaporkan kejadian yang menimpanya ke polisi lantaran sudah terlanjur.  Namun Dahlia berpesan kepada yang lain, jika bepergian menumpang angkutan umum agar  lebih berhati-hati jika berbincang dengan orang yang tidak dikenal. “Biarlah kejadian yang menimpa saya dijadikan sebagai pelajaran, dan saya berharap aparat terkait memperhatikan aksi kejahatan yang mulai beraksi di angkutan umum,” ujarnya.[BS]