Kota Bima, Kahaba.- MTQ tingkat Kelurahan Penatoi secara resmi dibuka malam ini, Minggu (1/4). Rencananya, kegiatan syiar islam tersebut digelar hingga Selasa (3/4). RT 09 RW 02 dipilih untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan tahun 2018.
Kegiatan tersebut diawali dengan penampilan marawis dari para santi Pondok pesantren Asshiddiqiyah. Tidak hanya itu, santri tersebut juga menyampaikan pidato dalam bahasa Arab.
Ketua panitia kegiatan, Abubakar dalam sambutannya lebih awal menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat secara langsung dalam mendukung kegiatan dimaksud.
Diakuinya, MTQ tahun ini diikuti sebanyak 156 peserta. Mulai dari tingkat anak – anak sampai tingkat dewasa. Peserta yang ikut merupakan utusan dari 12 Rukun Tetangga (RT) yang ada di Kelurahan Penatoi.
Untuk mata lomba, Cabang Tilawah yakni tingkat tartil putra dan putri, tingkat anak – anak putra dan putri, tingkat remaja putra dan putri dan tingkat dewasa putra dan putri. Kemudian cabang tahfizh yakni hafalan 1 Juz tilawah dan hafalan 5 Juz tilawah.
“Tahun ini kami mencoba menyisihkan hadiah untuk 12 orang Qori dan Qoriah pemula, guna memotivasi mereka agar lebih semangat membaca Al Quran,” jelasnya.
Menurut Abubakar, penyelenggaran MTQ tidak hanya sekedar seremonial semata. Namun dijadikan momen yang tepat untuk menumbuhkan kembali semangat keislaman dan persatuan umat Islam. MTQ juga harus dimaknai sebagai ajang untuk momen aktualisasi ajaran dalam kehidupan sehari – hari.
“Harapan kita juag sebagai panitia, semoga melalui MTQ ini akan melahirkan utusan yang akan mewakili Kelurahan Penatoi pada ajang – ajang yang lebih tinggi,” inginnya.
Di tempat yang sama, Camat Mpunda yang membuka secara resmi kegiatan itu dalam sambutan singkatnya mengaku, MTQ merupakan program pemerintah. Syiar agama ini juga dirasa yang paling tepat dilaksanakan untuk menjadi benteng akhlak generasi.
Karena jika melihat pergaulan generasi saat ini, nilai – nilai Qurani masih belum diterapkan dengan maksimal. Kenakalan remaja, merupakan sesuatu yang terus menjadi kekhawatiran para orang tua. Untuk itu, dirinya berharap agar kegiatan ini bisa membekas dan tertanam dalam prilaku generasi.
“Lomba ini tidak semata mencari peserta yang menang dan kalah. Tapi jauh dari pada itu, MTQ ini sebagai program pesantren yang harus dilaksanakan secara terus menerus,” pintanya.
*Kahaba-01