Kota Bima, Kahaba.- Masih maraknya aksi pembalakan liar oleh oknum warga yang tidak bertanggungjawab di wilayah Hutan Kemasyarakatan (HKm), menyebabkan terjadinya penurunan debit air yang mengarah pada dampak kekeringan.
Salah satu daerah yang terdampak adalah Lingkungan Lela Kelurahan Jatibaru Barat Kecamatan Asakota dan saat ini membutuhkan perhatian pemerintah.
Ketua Pokdarwis Lanco Gajah Kelurahan Jatibaru Barat Mardiansyah menyampaikan, dengan masih maraknya aksi pembabatan hutan pihaknya meminta Pemerintah Provinsi NTB untuk segera mengambil langkah antisipatif, agar aksi penggundulan hutan tersebut bisa segera dihentikan.
“Berkaca pada banjir bandang tahun 2016 lalu, salah satu faktor penyebabnya adalah gundulnya hutan yang karena pembalakan liar. Sehingga saat hujan datang dan ketidaktersediaan pohon tidak ada, maka air hujan langsung menuju pemukiman,” ujarnya, Senin (19/10).
Menurut dia, sesuai aturan bahwa Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKM) telah diberikan kewenangan untuk mengelola hutan selama 35 tahun. Tapi karena pengelolaan hutan sudah berjalan lebih 20 tahun, maka pihaknya meminta pemerintah mengevaluasi secara berkala 5 tahun sekali, dengan tetap memperhatikan keberlangsungan kelompok tani.
“Dengan kodisi tersebut, kami meminta pada BKPH Maria Donggo Masa sebagai penguasa hutan kemasyarakatan untuk lebih instens dan progresif bersinergi dengan pemerintah daerah, agar turun dan secepatnya mengatasi masalah pembalakan liar,” katanya.
Selain masih maraknya pembalakan liar hutan tersebut, dia juga meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi warga yang mengelola HKm, dengan tetap menjaga kelestarian hutan.
“Banyak petani yang menggantungkan hidup dengan mengelola HKm, seperti menanam kemiri, mete, mangga, jahe merah, kunyit, temulawak dan beberapa tanaman lain yang bisa meningkatkan kesehjahteraan perekonomian,” tambahnya.
*Kahaba-04