Kabar Kota Bima

Rakor Inflasi, Ini Amanat Mendagri Tito untuk Penjabat Kepala Daerah

523
×

Rakor Inflasi, Ini Amanat Mendagri Tito untuk Penjabat Kepala Daerah

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pelaksana Tugas (Plt) Asisten 2 Setda Kota Bima Adisan mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah bersama Kementerian Dalam Negeri, di ruang rapat Wali Kota, Senin 24 Juni 2024.

Rakor Inflasi, Ini Amanat Mendagri Tito untuk Penjabat Kepala Daerah - Kabar Harian Bima
Rakor Inflasi di Aula Kantor Pemkot Bima. Foto: Ist

Rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian melalui daring tersebut diikuti seluruh kabupaten dan kota se-Indonesia, serta dihadiri Menteri Kesehatan yang membahas 2 agenda penting, pertama lonjakan kasus Polio pada anak di 7 provinsi, kedua evaluasi perkembangan inflasi daerah.

Rakor Inflasi, Ini Amanat Mendagri Tito untuk Penjabat Kepala Daerah - Kabar Harian Bima

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyampaikan bahwa perkembangan inflasi mengenai harga pangan nasional hingga bulan Mei 2024 terpantau sangat baik, yakni sebesar 2.84 persen. Daerah penyumbang angka inflasi terendah salah satunya provinsi Nusa Tenggara Barat.

Status harga pangan strategis update 21 Juni 2024, pantauan harga beras premium, beras medium, gula pasir, daging sapi dan minyak goreng curah terpantau dalam status stabil. Sementara harga bawang merah, bawang putih, jagung, telur ayam dan cabai terpantau dalam status waspada.

“Dengan demikian, diperlukan ada langkah strategis pemerintah daerah dalam menanggulanginya. Lebih khusus bagi provinsi, kabupaten dan kota yang angka inflasi nya tinggi,” ujar Tito.

Lebih lanjut, Tito berharap kepada pemerintah daerah untuk memikirkan langkah strategis mengenai lonjakan kasus polio pada anak. Penyakit ini menyebabkan cacat permanen pada anak.

Ia mengaku, di Indonesia sendiri telah terjadi di Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Papua yang disebabkan karena imunisasi yang rendah pada tahun 2021.

“Laporan Menteri Kesehatan sudah ada 11 kasus polio di 7 Provinsi, ini harus dicegah, agar tidak menyebar kemana-mana seperti lonjakan kasus covid yang pernah melanda Indonesia,” ucapnya.

Tito menambahkan, dengan adanya lonjakan kasus polio pada anak ini diharapkan kepada seluruh pemerintah daerah untuk segera membentuk tim kerja.

“Gunakan dana reguler dinas kesehatan, bila perlu dana BTT juga bisa dipakai sepanjang ada instruksi pemerintah pusat untuk menangani hal yang sifatnya darurat,” tuturnya.

“Bagi 273 penjabat kepala daerah, ini salah satu indikator kinerja kaitan vaksin polio di daerah masing-masing untuk ditindaklanjuti”. pungkasnya.

*Kahaba-01