Bima KitaKabar Kota Bima

Rapat Pemantapan Rimpu Mantika 2025, Pemkot Bima Tekankan Peran OPD dan Partisipasi Warga

106
×

Rapat Pemantapan Rimpu Mantika 2025, Pemkot Bima Tekankan Peran OPD dan Partisipasi Warga

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pemerintah Kota Bima terus mematangkan persiapan pelaksanaan event budaya tahunan Rimpu Mantika, yang akan digelar dalam beberapa hari ke depan. Pada rapat koordinasi, Senin 21 April 2025, kepala daerah menyampaikan sejumlah arahan penting.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima M Natsir. Foto: Bin

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima M Natsir mengungkapkan beberapa arahan tersebut yakni, seluruh lurah, camat, dan organisasi perangkat daerah (OPD) diminta untuk lebih agresif dalam mengomunikasikan dan menggaungkan Rimpu Mantika, sebagai ajang kebanggaan masyarakat Kota Bima.

“Partisipasi masyarakat secara total sangat diperlukan untuk menyukseskan event ini,” ujarnya.

Kemudian, Rimpu Mantika bukan sekadar festival budaya, melainkan bentuk nyata kebangkitan tradisi lokal yang ikonik. Untuk itu, pengetahuan masyarakat tentang cara berpakaian tradisional seperti rimpu cili atau rimpu colo bagi perempuan, serta penggunaan sambolo dan sarung bagi laki-laki, harus disosialisasikan dengan benar.

Kata Natsir, event ini juga akan dilombakan dengan beberapa indikator penilaian, antara lain ketepatan waktu dan kekompakan peserta saat pawai, kreativitas tema, atraksi, dan yel-yel di garis finis, keseragaman dan kerapihan penggunaan busana adat sesuai pakem,

“Ditentukan juga jumlah peserta dalam barisan, serta komitmen terhadap gerakan Kota Bima BISA, terutama dalam menjaga kebersihan dengan aksi memungut sampah selama pawai,” katanya.

Selain itu, Pemkot Bima juga mendorong pelibatan OPD sebagai pembeli aktif dan promotor produk lokal.

“Wali Kota ingin mendorong perputaran ekonomi masyarakat melalui penjualan hasil tenun, kuliner, kerajinan, dan cenderamata khas daerah,” tambah Natsir.

Mengantisipasi banyaknya jumlah peserta, Pemkot menekankan pentingnya pengaturan rute dan mitigasi risiko, termasuk kesiapan armada ambulan, mobil pemadam, jalur evakuasi, media center, tempat menyusui, WC portabel, lahan parkir, dan tempat ibadah.

Bagi pelaku UMKM yang tidak lolos proses kurasi, pemerintah tetap memberikan ruang usaha di luar area utama sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan ekonomi mikro.

Terakhir, tambah Natsir, disoroti pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan dua titik pusat kegiatan, yakni Lapangan Serasuba dan Paruga Nae, yang akan menjadi fokus utama keramaian selama event berlangsung.

“Event ini adalah milik kita semua. Mari kita sukseskan dengan penuh semangat, kebersamaan, dan rasa cinta terhadap budaya kita sendiri,” pungkasnya.

*Kahaba-01