Kota Bima, Kahaba.- Kondisi rumah pasangan M Sidik (35) dan Sunarti (34) asal RT 11 RW 04 Kelurahan Penaraga Kota Bima sangat memprihatinkan dan tak layak dihuni. Tiang-tiang penyangga semuanya sudah keropos, menyebabkan rumah berdinding bedek ini nyaris roboh.
Untung saja, posisi rumah yang miring masih ditahan tembok rumah tetangga pada bagian belakang. Kalau tidak ada tembok pasti akan rata dengan tanah. Keadaan ekonomi yang terbatas, menjadi alasan perbaikan rumah mungil berukuran 2 kali 6 meter ini belum dilakukan.
Sehari-hari, M Sidik hanya mencari nafkah sebagai tukang ojek yang pendapatannya hanya cukup untuk makan. Sementara Sunarti, hanya ibu rumah tangga biasa yang tak memiliki penghasilan. Sedangkan mereka juga harus menghidupi dua anaknya lagi yang kini sudah mulai masuk sekolah.
Ironisnya, meski sudah lama dilaporkan ke pihak kelurahan, tetapi belum ada bantuan apa-apa dari pemerintah untuk membantu perbaikan rumah M Sidik. Sang istri, Sunarti mengakui petugas dari BPBD dan Bidang Perumahan Dinas PU pernah datang beberapa waktu lalu, tetapi hanya sebatas survey saja.
“Usai melihat-lihat mereka langsung pulang lagi. Kita hanya disarankan untuk membuat proposal untuk diajukan ke BNPB,” ujar Sunarti saat Kahaba.net berkunjung, Rabu (26/7) pagi.
Kondisi rumahnya yang hanya beralaskan tanah itu kata Sunarti, makin rusak pasca diterjang banjir bandang Desember 2016 lalu. Sejak 4 hari terakhir, tiang penyangga pada tiap sisi rumah akhirnya tak kuat lagi menahan beban karena sudah keropos sehingga menyebabkan rumah miring.
“Karena selalu was-was takut roboh, saya tidak berani lagi tidur di dalam. Hanya suami dan anak pertama saja yang tidur malam hari. Saya dan anak kedua menumpang di rumah tetangga,” akunya.
Barang-barang di dalam rumah sudah evakuasi dan disimpan begitu saja di halaman rumah. Yang tersisa di dalam rumah hanya lemari dan kasur saja. Entah sampai kapan akan menumpang di rumah tetangga, Sunarti juga tidak tahu. Ia hanya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk perbaikan rumah.
“Kalau ada, cukup kayu saja untuk mengganti tiang rumah yang sudah keropos,” harapnya.
Sementara itu, Julkarnain, tetangga Sunarti mengakui, selama ini belum ada bantuan apa-apa untuk perbaikan rumah dari pemerintah. Sunarti dan keluarganya hanya pernah diberikan bantuan uang kebersihan Rp 500 ribu pasca banjir bandang. Selain itu, tidak ada bantuan apa-apa lagi baik untuk renovasi rumah, uang jaminan hidup (jadup) maupun bantuan lain yang pernah diterima warga lainnya dari pemerintah.
“Belum ada bantuan program apapun yang diterima M Sidik dan Sunarti. Lurah juga sudah dilaporkan kembali, tetapi belum ada tindaklanjut. Sementara utusan Pemerintah Kota Bima hanya turun melihat saja,” ujarnya.
Julkarnain berharap, pemerintah melalui SKPD tehnis bisa memberikan perhatian membantu perbaikan rumah M Sidik. Minimal bantuan kayu dan material bangunan untuk mengganti tiang-tiang yang sudah lapuk.
*Kahaba-03