Kota Bima, Kahaba.- Workshop Uji Indikator Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang digelar BNPB bekerjasama dengan OXFAM Indonesia serta BPBD Kota Bima, dibuka secara resmi oleh Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin, Selasa (14/6).
Acara pembukaan berlangsung di aula kantor Walikota, dihadiri Direktur PRB BNPB Lilik Kurniawan, Direktur OXFAM Indonesia Nanang Subana Dirja, Kapolres Bima Kota, perwakilan Kodim 1608/Bima, Kejaksaan Negeri Bima, Pengadilan Negeri Raba-Bima, ketua Forum PRB Kota Bima “Mbojo Matenggo”, pimpinan SKPD Lingkup Pemerintah Kota Bima, serta sejumlah stakeholder lain.
Kepala BPBD Kota Bima H. Syarafudin dalam laporannya mengatakan, kegiatan workshop berlangsung selama tiga hari, tanggal 13-15 Juni 2016 di Hotel Camelia Kota Bima, dengan jumlah peserta sebanyak 80 orang.
“Peserta terdiri atas unsur SKPD Kota Bima, Kodim 1608/Bima, BMKG, PT. PLN, PT. Pertamina, PT. Telkom, OXFAM bima, Perguruan Tinggi, LSM, dan Forum PRB serta federasi Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK),” sebutnya.
Dari BNPB, hadir dua tim yaitu tim penyusun buku Kota Tangguh Bencana Untuk Kota Bima dengan fokus memotret Kota Bima dari segala aspek (sosial, ekonomi, budaya pariwisata, dll) yang bekerja selama tanggal 11-15 Juni 2016, serta tim workshop dengan fokus melaksanakan evaluasi dan pengujian kota tangguh bencana dengan menggunakan instrumen 10 langkah, 7 program prioritas, 16 sasaran, dan 71 indikator, sesuai peraturan BNPB.
Pada hari pertama, workshop Senin (13/ Juni 2016), dilaksanakan pengisian kuisioner 35 indikator Kota Tangguh Bencana oleh tim teknis SKPD yang beranggotakan 45 orang. Agenda workshop hari kedua adalah pengisian kuisioner 35 indikator oleh para pimpinan SKPD. Sementara agenda hari ketiga adalah diskusi panel dan perumusan hasil evaluasi dan uji coba terkait skor kota tangguh di Kota Bima.
“Nilai kota tangguh dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi, yang akan ditetapkan oleh BNPB,” tuturnya.
Direktur PRB BNPB Lilik Kurniawan dan Direktur OXFAM Indonesia Nanang Subana Dirja menyampaikan penghargaan kepada Kota Bima, sebagai kota pertama di Indonesia yang akan melaksanakan evaluasi dan uji coba kota tangguh.
Kota Bima diakui memiliki ciri khas yang membedakan dari 10 kota tangguh lain di Indonesia, yaitu kuatnya koordinasi dan kebersamaan semua stakeholders, serta komitmen kepala daerah yang dituangkan dalam berbagai kebijakan yang mengarusutamakan kegiatan PRB, antara lain dengan terbitnya Perda Kota Bima tentang Penanggulangan Bencana, dan Perda Kota Bima tentang alokasi 1 persen APBD untuk kegiatan PRB pada berbagai SKPD.
Sementara itu, Walikota berharap, target BNPB dapat tercapai, yaitu menurunkan risiko bencana sampai masuk kategori aman pada akhir tahun 2019.
“Dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kerjasama antara semua elemen mulai dari BNPB, BPBD Provinsi, BPBD Kota Bima, mitra Pemerintah, serta masyarakat, kita harus optimis bahwa target itu akan bisa kita capai,” katanya.
*Bin/Hum