Kota Bima, Kahaba.- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima melaksanakan Rapat Senat Terbuka Dalam Rangka Wisuda Sarjana Ekonomi Angkatan XVII Tahun 2020, di aula kampus setempat, Rabu (9/9).
Kegiatan tahunan tersebut dihadiri Perwakilan LLDIKTI Wilayah VIII, sejumlah pejabat lingkup Pemerintah Kota Bima dan Kabupaten Bima, serta orang tua mahasiswa. Karena dihelat di tengah Pandemi Covid-19, kampus setempat secara ketat menerapkan protokol pencegahan pandemi tersebut.
Mahasiswa yang diwisuda tetap harus mengenakan masker pelindung wajah, demikian undangan yang hadir tidak diperkenankan masuk jika tidak menggunakan masker. Yang menemani mahasiswa dalam aula pun dibatasi, hanya diperbolehkan masuk orang tua mahasiswa.
Ketua STIE Bima Firdaus saat pidato menyampaikan, setelah melaksanakan wisuda hari ini, esok para mahasiswa-mahasiswi akan menghadapi kondisi yang sesungguhkan. Jika tidak peka terhadap perkembangan dunia, maka tidak akan pernah sadar bagaimana indahnya susunan bulu-bulu Burung Merak yang cantik.
“Artinya anda tidak akan pernah menyadari bagaimana penting dan berpotensinya anda dalam menghadapi dunia ini. Apalagi saat ini, tantangan dalam dunia kerja semakin besar, kita dihadapkan pada masa Revolusi Indostri 4.0,” jelasnya.
Firdaus mengakui, dalam salah satu kesempatan Presiden Rl mengingatkan bahwa Revolusi Industri 4.0 yang sudah mulai mengubah wajah peradaban manusia. Pun semua orang harus bisa bicara tentang Artificial Intelligence, Internet of Things, dan berbagai kemajuan teknologi yang hampir setiap detik selalu muncul yang baru.
Berbagai kementerian pun mengeluarkan strategi untuk menghadapi Era Revolusi Industry 4.0 ini. Misalnya Kementerian Industry RI menungkapkan empat strategy, pertama mendorong agar angkatan kerja terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industry.
Kemudian, pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM), sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM. Ketiga meminta industri nasional dapat menggunakan teknologl digital seperti Big Dato, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmenfed Reality. Dan keempat, adalah mengkombinasikan teknologi Industry 4.0 dengan tenaga manusia.
“Artinya, perkembangan zaman modern ini memaksa kita semua untuk terus bersaing dan menguasai dunia tehnologi. Jika tidak, kita akan tertinggal jauh dan terbelakang baik dalam dunia kerja maupun dalam dunia usaha,” urainya.
Atas tantangan itu pula sambung pria yang menyandang gelar Magister Manajemen itu, STIE Bima terus memacu diri untuk mempersiapkan generasi yang peka terhadap teknologi dan tentunya ke depan menjadi para pendekar dalam revolusi Industri 4.0.
Pihaknya juga menyampaikan penuh kebanggaan karena pada hari ini satu bentuk akuntabilitas STIE Bima kepada masyarakat, yaitu mewisuda mahasiswa dan mahasiswi. Sehubungan dengan hal itu ia secara pribadi maupun atas nama Civitas Akademika STIE Bima mengucapkan selamat kepada para wisudawan-wisudawati yang diwisuda pada hari ini.
“Sekali lagi saya ucapkan selamat atas keberhasilannya. Dan tak lupa kalah pentingnya, ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh staf akademik dan non akademik STIE Bima atas kerja keras dan kerjasamanya dalam melaksanakan tugas mendidik mahasiswa, hingga mereka berhasil menyelesaikan studinya dan diwisuda,” ucap Firdaus.
Melalui kesempatan ini ia juga menyampaikan kepada Yayasan maupun masyarakat, bahwa wisuda juga merupakan salah satu hasil kerja STIE yang nyata sebagal bagian dari akuntabilitas STIE Bima kepada masyarakat. Wisuda merupakan pertanda kesungguhan Civitas Akademika STIE Bima dalam melaksanakan tugas sesuai dengan agenda yang telah ditentukan, serta target mutu dalam bidang pendidikan yang ingin dicapai.
“Makna penting lain, terselenggaranya wisudah Ini merupakan wujud karya STIE Bima telah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” pungkasnya.
Firdaus juga menyampaikan beberapa pesan khusus kepada wisudawan-wisudawati. Ia berharap pengalaman selama berproses di STIE Bima menjadi modal kematangan intelektual. Bahwasanya pendidikan pada perguruan tinggi merupakan tingkat akhir pendidikan secara formal, sebelum sebelum terjun kemasyarakat dengan Gelar Sarjana Ekonomi.
Di tempat yang sama, Perwakilan LLDIKTI Wilayah VIII I Made Gunawan Swarnaya saat sambutan mengatakan, penyelenggaraan wisuda merupakan salah satu upacara yang menandai perubahan status seorang mahasiswa menjadi sarjana. Sebelum pelaksanaan wisuda hari ini mahasiswa ditempa melalui proses pendidikan dengan berbagai kegiatan akademik.
Selama di kampus, mahasiswa mengikuti proses belajar pada program studi yang berbeda, tetapi dibalik perbedaan tersebut para mahasiswa dan akademisi diikat oleh prinsip pemersatu, yaitu prinsip menjunjung tinggi kebenaran ilmu.
“Ketika saudara berada di masyarakat, saudara akan menjumpai mitra-mitra dan kolega dari bidang-bidang ilmu yang berbeda, disini keterbukaan atas perbedaan menjadi sikap yang sangat penting,” ujarnya.
Ia pun menaruh harapan, setelah para wisudawan – wisudawati meninggalkanSTIE Bima, tak henti-hentinya memperbanyak membaca berbagai referensi dan aplikasikanlah dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini hidup sedang memasuki era baru Revolusi Industri 4.0. Era baru ini semua orang dihadapkan dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat.
“Kehidupan kita ke depannya akan sangat tergantung pada teknologi terutama teknologi informasi,” tambahnya.
Gunawan pun berharap STIE Bima juga dapat melakukan reorientasi terhadap kurikulum, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil mata kuliah di luar program studinya. Misalnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, sosial humaniora dan lain – lain.
“Ini diharapkan dapat memberikan bekal kepada lulusan STIE Bima dalam kaitannya dengan literasi data, teknologi, dan humanities di era 4.0,” paparnya.
Di sisi lain, pengelola perguruan tinggi di samping dituntut secara terus menerus meningkatkan kualitas, juga dituntut untuk mampu berubah pola pikir (mindset) mahasiswa selama mengikuti pendidikan. Mahasiswa wajib mampu melakukan berbagai improvisasi yang mengarah kepada hal-hal yang inovatif, produktif dan efektif, sehingga mereka menjadi tunas-tunas muda yang dinamis, progresif dan mandiri.
*Kahaba-01