Kabupaten Bima, Kahaba.- Dokter dan perawat di RSUD Bima hingga saat ini masih menunggu kejelasan kapan insentif Covid-19 selama 4 bulan tahun 2020 dibayar. Padahal, sekarang sudah mau memasuki pertengahan tahun 2021, namun tanda-tanda akan dibayar, tak kunjung terlihat.
Dokter dan perawat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengungkapkan, sampai saat ini mereka masih menunggu insentif itu dibayar. Tapi dari pemerintah dan Tim Gugus Tugas belum ada kejelasan kapan akan membayar.
“Kami masih menunggu semua, sudah bekerja tapi insentif tak kunjung keluar,” keluh mereka kepada media ini beberapa hari lalu.
Jumlah insentif tersebut bervariatif. Untuk perawat, bidan dan petugas di laboratorium jumlahnya maksimal Rp 7 juta. Kemudian untuk dokter umum maksimal Rp 10 juta dan dokter spesialis maksimal Rp 15 juta.
“Yang 4 bulan terakhir pada tahun 2020 saja tidak jelas, bagaimana dengan insentif tahun 2021,” katanya.
Untuk itu, mereka berharap pemerintah dan Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bima perlu memperhatikan soal insentif tersebut. Agar para dokter dan tenaga kesehatan juga bisa mempergunakan untuk kebutuhan sehari – hari.
Sementara itu, Plt Sekretaris Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bima Rifai saat dimintai tanggapan mengaku, sebelumnya memang sudah ada yang menanyakan soal insentif tersebut. Tapi, dirinya tidak memiliki kewenangan untuk menjawab.
“Ke Sekda Kabupaten Bima saja, karena beliau juga selaku Ketua Harian Tim Gugus Tugas Covid-19,” sarannya, Senin (31/5).
Selaku sekretaris tambahnya, ia tidak berhak memberikan jawaban soal itu. Apalagi yang ditanyakan menyangkut anggaran. Kendalanya pun Rifai mengaku tidak tahu.
“Insenstif yang belum dibayar ini juga bukan hanya dokter dan perawat di RSUD Bima, tapi juga kami yang ada di Dikes,” tambahnya.
*Kahaba-01