Kabupaten Bima, Kahaba.- Meninggalnya Ardiansyah (27) warga Desa Cenggu Kecamatan Belo Kabupaten Bima saat bentrok dengan warga Desa Nisa menyisakkan luka mendalam bagi istri korban, Ika Trisasmita Mayangsari.
Di RSUD Bima, saat menunggu jenazah suaminya di depan kamar mayat, Ika terlihat tak berdaya. Seolah tidak percaya bahwa orang dicintainya telah tiada, meninggalkan satu orang anak perempuannya.
Saat ditemui Kahaba, dia mengatakan, penembakan yang menewaskan suaminya, akibat sikap pembiaran Anggota Polres Bima Kabupaten. Ia mengaku kecewa dengan sikap seluruh anggota Polisi yang tidak bisa berbuat banyak saat bentrok terjadi.
Yang diketahuinya, saat bentrok terjadi Polisi berada di Dusun Kampo Tolo Desa Nisa dan memukul mundur warga Desa Cenggu yang saat itu ingin menghadang serangan.
”Saat Polisi memberikan tembakan peringatan kearah warga Desa Cenggu, warga Dusun Kampo Tolo justru malah menembak sesuka hati ke arah warga Desa Cenggu,” ujarnya dengan nada kesal.
Anehnya, lanjut Ika, saat penembakan terjadi, Polisi melakukan pembiaran dan terkesan memihak. “Jika Polisi bisa menjalankan tugasnya, maka bentrokan tersbeut tidak terjadi,” sesalnya.
Wanita yang juga mahasiswa STKIP Bima itu meminta Polisi bertanggungjawab atas meninggalnya Ardiansyah. “Saya berani bilang, ini pembiaran yang dilakukan Polisi,” tudingnya.
Selain menuding Polisi melakukan pembiaran tersebut, Ika juga meminta agar pelaku yang membunuh suaminya itu segera ditangkap. ”Ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi. Kalau ini terus dibiarkan, maka saya yakin korban akan terus bertambah,” katanya.
*TETA